REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Sebanyak 28 pesawat militer China memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Selasa (15/6). Ini merupakan penerobosan terbanyak sejak Taiwan mulai melaporkan tindakan semacam itu sejak tahun lalu.
Seperti dilaporkan laman CNN, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, pesawat China yang memasuki wilayah pertahanan udara Taiwan meliputi jet tempur, pengebom, dan anti-kapal selam. Belum ada keterangan resmi dari Beijing perihal kejadian tersebut. China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Penerobosan yang dilakukan pesawat-pesawat Cina terjadi setelah negara anggota G7 menyebut Negeri Tirai Bambu sebagai ancaman sistemik bagi dunia. Dalam komunikenya, G7 secara tegas meminta Beijing menjaga stabilitas di Selat Taiwan.
Kedutaan Besar (Kedubes) China di London mengkritik keras komunike tersebut. KTT G7 diketahui digelar di Cornwall, Inggris.
Kedubes China mengatakan penyebutan isu Xinjiang, Taiwan, dan Hong Kong memutarbalikkan fakta dan mengungkap niat jahat beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS). “Urusan internal China tidak boleh diintervensi, reputasi China tidak boleh difitnah, dan kepentingan China tidak boleh dilanggar,” kata Kedubes Cina dalam sebuah pernyataan pada Senin (14/6).
Kedubes China mengungkapkan, Biejing akan dengan tegas membela kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasionalnya. Negara Tirai Bambu itu juga bakal melawan semua jenis ketidakadilan dan pelanggaran yang dikenakan padanya. “G7 harus berbuat lebih banyak yang kondusif untuk mempromosikan kerja sama internasional daripada menciptakan konfrontasi dan gesekan secara artifisial,” katanya.