REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Usulan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tentang mekanisme pertemuan trilateral baru yang melibatkan Turki untuk melindungi Bandara Kabul setelah Amerika Serikat (AS) menarik diri dari Afghanistan menuai reaksi beragam dari para pakar di Asia Selatan.
Usai pertemuan dengan para pemimpin NATO di Brussels, Belgia pada Senin lalu, Erdogan mengatakan Turki juga menuntut keterlibatan Pakistan dan Hongaria dalam misi baru di Afghanistan setelah kepergian NATO yang dipimpin pasukan AS.
Turki, yang pasukannya di Afghanistan selalu terdiri dari pasukan non-kombatan, menawarkan untuk menjaga Bandara Internasional Hamid Karzai karena masih ada pertanyaan tentang bagaimana keamanan akan terjamin di sepanjang rute transportasi utama dan di bandara, yang merupakan pintu gerbang utama ke ibu kota Kabul.
Menurut pengumuman pada April oleh Presiden AS Joe Biden, semua pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada September 2021.
“Kami menyambut baik pengumuman Presiden Erdogan. Ini perkembangan yang sangat positif,” kata Mushahid Hussain Syed, kepala Komite Pertahanan Senat Pakistan, kepada Anadolu Agency.
Dia mengatakan Islamabad dan Ankara adalah pemain kunci untuk perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Afghanistan di tengah kepercayaan, persahabatan, dan hubungan yang mengakar antara kedua negara.
“AS dan pasukan asing meninggalkan Afghanistan dalam keadaan kering seperti pada 1989 setelah Tentara Merah (Uni Soviet) keluar dari negara yang dilanda perang,” ujar dia, menambahkan bahwa Pakistan memiliki kepentingan strategis dalam perdamaian, keamanan dan stabilitas Afghanistan.
Dia mengatakan kedua negara juga telah menjadi bagian dari Heart of Asia - Proses Istanbul yang bertujuan untuk mempelopori upaya untuk menyelesaikan konflik selama beberapa dekade melalui penyelesaian yang dinegosiasikan secara politik.
Sementara itu, Manoj Joshi, seorang pengamat politik di New Delhi, memandang proposal Erdogan "bisa diterapkan."
"Saya pikir itu bisa diterapkan karena terbatas pada bandara. Juga karena Kabul adalah kota non-Pashtun di mana pengaruh Taliban lebih rendah," kata Joshi kepada Anadolu Agency.
"Keterlibatan Pakistan akan membuat misi Turki lebih mudah karena Islamabad memiliki kemampuan untuk mengendalikan logistik Taliban," ujar dia, mengacu pada tingkat pengaruh yang dimiliki Islamabad atas milisi tersebut terutama karena kawasan sekitarnya.