Ahad 20 Jun 2021 04:22 WIB

Kota Bekasi Lockdown di Level RT RW

Sudah beberapa yang melakukan lockdown seperti di Kelurahan Pejuang

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi
Foto: Republika/Uji Sukma Medianti
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat signifikan dalam sepekan terakhir. Namun, pihak pemerintah kota Bekasi belum berencana melakukan lockdown satu wilayah guna menekan penyebaran Covid-19.

"Lockdown nanti kita serahkan ke RT RW. Pada saat di RT itu ada keluarga dengan sejumlah tertentu dalam persyaratan proses zonasi maka kita serahkan kepada RT RW nya untuk melakukan lockdown," jelas Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, Sabtu (18/6).

Baca Juga

Kendati begitu, lanjut Pepen, pihaknya belum mencatat jumlah wilayah yang di mikro lockdown secara keseluruhan. Tapi sudah ada beberapa seperti di Kelurahan Pejuang yang sudah diberlakukan.

Pepen mengatakan, pihaknya tetap mengimbau kepada seluruh warga untuk dapat mematuhi protokol kesehatan kendati sudah menerima.vaksin. "Warga masyarakat baik yang sudah divaksin maupun yang belum divaksin, kan vaksin juga bukan jaminan," ungkapnya.

Sehari sebelumnya, fasilitas isolasi dan Intensive Care Unit (ICU) RSUD Chasbullah Abdulmadjid khusus untuk pasien Covid-19 sudah penuh. Direktur Utama RSUD Chasbullah Abdulmadjid, dr Kusnanto, mengatakan, dari 275 bed yang disediakan, seluruhnya sudah terisi penuh. "Sebelumnya (kapasitas) 265 bed sudah ditingkatkan 275 bed, masih penuh juga," kata Kusnanto, Jumat (18/6).

Lebih lanjut, dia menuturkan, dari total pasien Covid-19 yang dirawat, sebesar 40 persen merupakan warga yang ber-KTP non Kota Bekasi. "40 persen itu KTP non Kota Bekasi, kita kerja sama dengan dinkes untuk mengurai," jelasnya.

Kondisi ini diperparah dengan maraknya kasus demam berdarah yang merebak di Kota Bekasi. Karena itu, jumlah Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk pasien umum dibatasi hanya 15 bed saja. "Karena ini berbarengan dengan DBD juga kan. IGD umum sedikit dari yang kita sediakan untuk Covid-19, paling sekitar 15 bed," terang dia

Sementara itu, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho, mengatakan, jumlah lonjakan kasus di Kota Bekasi sudah masuk level mengkhawatirkan. "(Kondisi) mengkhawatirkan, sudah mencapai 84 persen," kata Eko Nugroho, saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (19/6).

Dari 1.938 bed yang tersedia, kini sudah  sudah terisi 1.628 buah. Pemkot dan rumah sakit swasta sudah menambah kapasitas tempat tidur, namun tetap tak cukup. "Rumah sakit swasta dan pemerintah sudah menambah kapasitas," jelas dia.

Sementara itu, untuk fasilitas Intensive Care Unit (ICU) di seluruh faskes Covid-19 Kota Bekasi sudah terpakai 56 ICU dari 155 tempat tidur. "155 totalnya (ICU), sisa cuma 56 bed dan ini disiapkan untuk melayani pasien internal di RS yang dalam kondisi kritis juga," terangnya. Eko juga mengatakan, kondisi ini diperparah dengan banyaknya pasien dari luar Kota Bekasi yang mencari ICU.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement