REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Seorang aktivis dan kritikus hak asasi Uni Emirat Arab (UEA) Alaa al-Siddiq, telah meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di London pada Sabtu (19/6). Alaa adalah direktur eksekutif ALQST yang berbasis di Inggris, yaitu sebuah organisasi nirlaba yang mengadvokasi kebebasan dan hak asasi manusia di UEA dan kawasan Teluk.
"Dengan kesedihan yang mendalam, ALQST berduka atas kematian mendadak Direktur Eksekutif yang dicintai dan dihormati Alaa Al-Siddiq pada Sabtu 19 Juni 2021," kata ALQST, dilansir Aljazirah, Senin (21/6).
Menurut Doha News, Alaa dan suaminya mencari suaka di Qatar pada 2012. Alaa dan suaminya tinggal bersama kerabat mereka. Keberadaan Alaa di Qatar, dan sikap Doha terhadap aktivis politik pada saat UEA menindak perbedaan pendapat, menyebabkan keretakan antara kedua negara.
Pada 2018, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan, perselisihan telah terjadi antara Qatar dan UEA pada 2015. Abu Dhabi telah mengirim utusan ke Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk meminta agar Alaa diserahkan kepada otoritas Emirat. Namun, permintaan itu ditolak oleh penguasa Qatar.
Pemimpin Redaksi surat kabar al-Arab Qatar, Abdullah al-Athbah, mengatakan, Alaa yang berusaha dipulangkan oleh Emirat namun dirahasiakan dari publik. Ayah Alaa, Mohammad al-Siddiq, juga seorang aktivis terkemuka yang telah ditahan oleh otoritas Emirat sejak 2013.
“Hari ini, peneliti Emirat yang cakap dan saudari yang jujur, profesor Alaa al-Siddiq, meninggalkan dunia ini, sementara ayahnya, Mohammad al-Siddiq mendekam di penjara terkenal (Uni Emirat Arab),” ujar aktivis Saudi Abdullah al-Awda.