REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar mengatakan, Israel tak memiliki niat mengakhiri krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Hal itu disampaikan setelah dia bertemu Utusan PBB untuk Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland.
Sinwar mengungkapkan, pertemuan antara para pemimpin Hamas dan Wennesland sama sekali tidak positif, bahkan cenderung buruk. "Mereka mendengarkan kami dengan penuh perhatian. Akar masalah harus diselesaikan dan sayangnya, tidak ada tanda-tanda ada niat untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza,” kata Sinwar, dikutip laman Fars News Agency.
Dia pun menyangkal klaim Israel yang menyebut pihaknya mengizinkan ekspor terbatas produk pertanian dari Gaza. Sinwar menyebut Israel tak melakukan apa pun untuk mengubah situasi di wilayah yang diblokade tersebut.
Menurut Sinwar, Israel terus memblokir bantuan internasional serta pengiriman bahan bakar yang sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik. "Jelas, pendudukan (Israel) terus mempraktikkan kebijakannya terhadap kami dan rakyat kami di Jalur Gaza. Kami mengatakan kepada perwakilan PBB bahwa kami tidak akan menerima masalah ini,” ujarnya.
Sinwar mengatakan, Hamas akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin faksi nasional dan Islam untuk memutuskan langkah selanjutnya. PBB menolak mengomentari pertemuannya dengan para pejabat Hamas.
Akhir pekan lalu, Israel mengumumkan akan mengizinkan ekspor terbatas produk pertanian dari Jalur Gaza. "Ekspor terbatas produk pertanian dari Jalur Gaza akan dimulai Senin (21/6),” kata Cogat, yakni badan militer Israel yang mengelola urusan sipil di wilayah Palestina, dalam sebuah pernyataan pada Ahad (20/6).
Produk-produk pertanian akan diizinkan keluar dari Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom. Cogat mengungkapkan, tindakan sipil tersebut yang telah disetujui eselon politik, bergantung pada pemeliharaan stabilitas keamanan.