REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mendesak Amerika Serikat untuk berhenti mempraktikkan standar ganda dalam masalah perburuhan.
"Setiap pelaku kerja paksa dan pekerja anak harus bertanggung jawab atas tindakan mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Dia juga minta AS merefleksikan “pelanggaran seriusnya sendiri terhadap hak-hak buruh” dan “mempertanggungjawabkan semua tindakannya".
Menurut Zhao, selama lima tahun terakhir, semua 50 negara bagian AS dan Washington DC telah melaporkan kasus kerja paksa dan perdagangan manusia, dengan sebanyak 100 ribu orang diperdagangkan ke AS dari luar negeri setiap tahunnya.
“Menurut statistika dari beberapa lembaga akademis di AS, setidaknya setengah juta orang di negara itu telah menjadi sasaran perbudakan modern dan kerja paksa,” katanya.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS pun telah mengakui bahwa kerja paksa tersebar luas di Amerika Serikat.
“Mengenai hak pekerja anak, AS adalah satu-satunya negara di dunia yang belum meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak Anak (UNCRC),” kata Zhao.