REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (22/6) menyatakan keprihatinan atas pelonggaran pembatasan oleh beberapa negara tuan rumah EURO 2020. Badan PBB tersebut menolak menyebutkan kota atau negara yang melakukan pelonggaran tersebut.
WHO menyesalkan beberapa stadion yang menjadi tuan rumah turnamen saat ini meningkatkan jumlah penonton yang diizinkan untuk melihat pertandingan. "Di beberapa kota tuan rumah, kasus Covid-19 sudah meningkat di daerah-daerah di mana pertandingan dimainkan," ujar Robb Butler, direktur eksekutif WHO Eropa, dilansir Euronews Rabu (23/6).
Komentar itu muncul ketika otoritas Inggris mengumumkan bahwa lebih dari 60 ribu penggemar akan diizinkan masuk ke semifinal dan final Kejuaraan Eropa di Stadion Wembley. Langkah ini mengikuti kesepakatan dengan UEFA tentang peningkatan kapasitas dari 40 ribu penonton yang awalnya direncanakan.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada Senin menyerukan agar final EURO 2020 dipindahkan dari London karena penyebaran varian Delta. Di Hungaria, satu-satunya negara dalam kompetisi yang mengizinkan stadion full-house, lebih dari 60 ribu penggemar diizinkan masuk ke Puskas Arena pekan lalu untuk pertandingan EURO 2020.