Kamis 24 Jun 2021 20:51 WIB

Intel AS: Pemerintah Afghanistan Runtuh dalam Enam Bulan

AS telah memutuskan untuk menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan taliban di Afghanistan
Foto: VOA
Pasukan taliban di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komunitas intelijen AS menilai Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani dapat runtuh dalam enam hingga 12 bulan setelah pasukan AS ditarik mundur dari negara itu. Bahkan sejumlah pejabat seperti dikutip surat kabar AS the Wall Street Journal, menilai Pemerintah Afghanistan tidak dapat bertahan lebih dari tiga bulan melawan kelompok ekstremis Taliban.

Prediksi terbaru bertentangan dengan perkiraan sebelumnya yang lebih optimistis. Pemerintah Afghanistan diprediksi dapat bertahan dua tahun setelah pasukan AS pergi dari negara itu.

Baca Juga

AS telah menarik lebih dari 3.500 personel pasukannya dan belum mengubah rencana untuk menarik semua pasukan pada 11 September mendatang. Sesuai tanggal yang ditetapkan Presiden Joe Biden.

Dalam rapat dengar dengan Komite Alokasi Senat AS, Kamis (24/6), Menteri Pertahanan  Lloyd Austin mengatakan, risiko Taliban merebut kembali Afghanistan dalam dua tahun setelah pasukan AS berada di tingkat 'medium'. Sejumlah anggota parlemen memberi sinyal tidak senang dengan keputusan Washington.  

Senator Lindsey Graham mengatakan, tidak ada opsi yang sangat baik' mengenai Afghanistan. Tapi ia mengkritik langkah Biden untuk menarik mundur semua pasukan AS. "Presiden Biden, sayangnya, memilih opsi dengan risiko paling tinggi, yakni pergi apa pun yang terjadi," kata Graham.

Taliban telah merebut bekas pangkalan-pangkalan militer AS dari pasukan Kabul. Pemberontak dilaporkan telah mengambil alih distrik-distrik dan provinsi yang kini sudah tidak dijaga.

Pasukan keamanan Afghanistan tidak dapat menghentikan Taliban mengambil banyak wilayah. Mereka kerap menyerah tanpa bertempur, meninggalkan kendaraan militer High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle atau Humvee dan peralatan militer AS lainnya.

Pekan lalu Taliban mengambil alih wilayah utara Afghanistan dengan merebut puluhan distrik dan mengepung kota-kota besar, termasuk distrik penting di utara Provinsi Kunduz. Pasukan Taliban juga mengepung Mazar-e-Sharif, ibukota Provinsi Balkh.

"Sebagian besar distrik yang diambil mengelilingi ibukota provinsi, menunjukkan Taliban sedang memposisikan diri untuk mencoba dan mengambil alih ibu kota-ibu kota ini ketika pasukan asing sepenuhnya pergi," kata Perwakilan Khusus dan Kepala Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) Deborah Lyons di rapat Dewan Keamanan PBB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement