Rabu 30 Jun 2021 19:47 WIB

Kerugian Pariwisata Akibat Pandemi Bernilai Fantastis

Pariwisata diperkirakan pulih lebih cepat di negara-negara dengan vaksinasi tinggi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Wisatawan menikmati suasana saat mengunjungi di Pantai Sindhu, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (9/6/2021).
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan menikmati suasana saat mengunjungi di Pantai Sindhu, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (9/6/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Pandemi Covid-19 telah membuat sektor pariwisata terpuruk. Menurut PBB, kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat hal tersebut dapat mencapai 4 triliun dolar AS.

 

Baca Juga

Dalam laporan gabungan United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) disebutkan, minimnya cakupan vaksinasi di negara-negara berkembang mengakibatkan kerugian ekonomi yang lebih besar. Menurut Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili, banyak negara berkembang bergantung pada pariwisata internasional.

“Pariwisata adalah jalur kehidupan bagi jutaan orang, dan memajukan vaksinasi untuk melindungi masyarakat serta mendukung dimulainya kembali pariwisata dengan aman sangat penting untuk pemulihan pekerjaan dan menghasilkan sumber daya yang sangat dibutuhkan,” kata Pololikashvili dalam sebuah pernyataan pada Rabu (30/6), dikutip laman the Globe Post.

 

Pandemi Covid-19 telah membuat perjalanan udara internasional hampir terhenti sepanjang tahun lalu. Hal itu karena banyak negara menolak mengizinkan perjalanan tak penting. Kerugian di sektor pariwisata akibat hal tersebut ditaksir mencapai 2,4 triliun dolar AS.

 

Laporan UNWTO dan UNCTAD memperingatkan, kerugian serupa dapat terjadi tahun ini. Hal tersebut bergantung pada distribusi vaksin Covid-19. Kerusakan ekonomi terparah bakal terkonsentrasi di negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah.

 

“Peluncuran vaksin yang asimetris memperbesar pukulan ekonomi yang diderita pariwisata di negara-negara berkembang, karena mereka dapat menyebabkan hingga 60 persen dari kerugian produk domestik global (PDB) global,” kata UNWTO dan UNCTAD dalam laporannya.

Disebutkan bahwa mereka telah mengalami penurunan terbesar dalam kedatangan pariwisata tahun lalu, diperkirakan antara 60 persen dan 80 persen. Sektor pariwisata diperkirakan akan pulih lebih cepat di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seperti Amerika Serikat (AS). Kendati demikian, UNWTO tak mengharapkan pariwisata internasional kembali ke tingkat pra-pandemi hingga paling cepat 2023.

 

Dibanding 2019, pariwisata internasional tahun ini menurun antara 63-75 persen. UNCTAD memperkirakan aktivitas perekonomian yang hilang menyebabkan kerugian ekonomi senilai 1,7 sampai 2,4 triliun dolar AS. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement