Kamis 01 Jul 2021 14:37 WIB

Vaksinasi Bumil dan Anak 12-17 Tahun di Kepri Dimulai Juli

Vaksinasi bagi ibu hamil, menyusui, dan anak di Kepri akan dimulai 5 Juli 2021

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Vaksinasi bagi ibu hamil, menyusui, dan anak di Kepri akan dimulai 5 Juli 2021. Ilustrasi.
Foto: AP
Vaksinasi bagi ibu hamil, menyusui, dan anak di Kepri akan dimulai 5 Juli 2021. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG - Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyampaikan vaksinasi bagi ibu hamil (bumil), menyusui, serta anak usia 12 - 17 tahun di daerah tersebut mulai dilaksanakan pada Juli. Keterangan ini disampaikan Gubernur Ansar di Gedung Daerah Tanjungpinang, Kamis (1/7).

"Jenis vaksin yang digunakan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak adalah Sinovac," katanya. Ansar meminta dalam dua hari ke depan Dinas terkait sudah selesai melakukan pendataan, kemudian melakukan rasionalisasi jumlah vaksinator yang diperlukan.

Baca Juga

Sesuai data, jumlah penduduk di Kepri dengan usia 12 sampai 17 tahun sebanyak 227.664 orang dengan rincian 117.663 orang laki-laki dan 110.001 orang perempuan. Menurut dia sasaran awal adalah anak sekolah yang berada dalam usia tersebut. Dengan demikian perlu ada pemetaan dari Dinas Pendidikan tingkat kabupaten dan kota, serta Kanwil Kemenag yang membawahi sekolah madrasah.

"Begitu juga pemetaan untuk ibu hamil dan menyusui oleh Dinas Kesehatan bekerja sama dengan instansi terkait lainnya," ujar Ansar.

Vaksinasi ini rencananya dimulai pada 5 Juli 2021 di sekolah saat pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Natuna. Ansar yakin jika efektif maka pelaksanaan vaksinasi anak sekolah akan tuntas dalam 20 hari. Ia juga berharap vaksinasi ini tidak sampai mengganggu proses vaksinasi bagi masyarakat umum yang saat ini masih berjalan.

"Juga agar screening betul-betul dilakukan secara ketat terhadap ibu hamil dan menyusui sebelum dilakukan vaksinasi," jelas Ansar.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina menyampaikan latar belakang dilaksanakannya vaksinasi ini adalah kasus kematian ibu dan bayi yang meningkat akibat fokus rumah sakit terhadap Covid-19. Kemudian disusul jumlah dokter spesialis obgyn yang meninggal akibat Covid-19 menempati urutan kedua berdasarkan profesi kedokteran.

"Belakangan ini, ternyata terdapat satu anak yang terpapar dari delapan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan 50 persen di antaranya meninggal dunia" ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement