Kamis 01 Jul 2021 15:26 WIB

Vaksinasi dan Langkah Cepat Jegal Mutasi SARS-CoV-2

Masyarakat punya peran sangat besar untuk memastikan agar 3M berjalan dengan baik.

Red: Agus Yulianto
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Kota Bandung.
Foto:

Kesertaan TNI/Polri memberikan layanan vaksinasi, sistem door to door yang dilaksanakan dinas kesehatan di sejumlah kabupaten/kota di Pulau Jawa, peran puskesmas dan pelibatan kader kesehatan hingga ke level rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW), beroperasinya pusat-pusat vaksinasi BUMN di beberapa daerah, pelaksanaan vaksin gotong royong oleh perusahaan, hingga perguruan tinggi negeri maupun swasta yang kini mulai banyak melayani vaksinasi untuk mahasiswa maupun umum semakin mempercepat capaian target vaksinasi Covid-19.

Akses mudah vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat itu lah yang perlu semakin diperluas ke berbagai penjuru Tanah Air. Sisanya, tinggal bagaimana pemerintah memastikan ketersediaan sisa dosis vaksin yang diperlukan untuk mencapai herd immunity, baik itu impor dari luar negeri maupun mendorong percepatan penyelesaian pengembangan vaksin di dalam negeri.

Berdasarkan data vaksinasi Covid-19 yang dikumpulkan Our World in Data, sejak 2 Desember 2020 hingga 26 Juni 2021, total 29,2 miliar dosis vaksin sudah diberikan pada sekitar 22,6 persen penduduk dunia. Asia menjadi benua yang terbanyak telah mendapatkan vaksin tersebut, mencapai 1,78 milar dosis dengan China yang sudah pasti memimpin dengan segala askes vaksinnya.

Sudah ada 1,17 miliar dosis vaksin Covid-19 yang diterima penduduk China, selanjutnya diikuti India yang mencapai 314,84 juta dosis vaksin, Turki mencapai 47,08 juta dosis, lalu Indonesia yang mencapai 39,05 juta dosis, dan Jepang yang mencapai 37,21 juta dosis vaksin.

Jegal Mutasi SAR-COV-2

Dalam seminggu terakhir, data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menunjukkan angka kasus meningkat. Kambing hitam peningkatan cepat itu tentu varian baru dari SARS-CoV-2, terutama varian Delta yang merupakan mutan SARS-CoV-2 yang berasal dari India. Dengan cepat kasus terkonfirmasi menembus angkat dua juta.

Mati-matian penularan coba ditahan dengan melarang masyarakat untuk mudik, dan masa inkubasi penularan kasus Covid-19 dari periode hari besar itu sebenarnya telah dapat dilewati dengan angka kasus yang dapat ditekan.

Namun, tampaknya virus varian baru dari India yang kadung masuk sudah merasa nyaman di Indonesia. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Buadiarto menyebut, lonjakan kasus akhir-akhir ini bukan dari klaster hari raya, melainkan varian baru yang lebih cepat menular.

Evaluasi, kata dia, menjadi perlu ada pada kebijakan karantina bagi pelaku perjalanan internasional yang hanya wajib menjalankan karantina terpusat selama 5x24 jam sambil menunggu tes ulang RT-PCR. Lalu dilanjutkan dengan kebijakan bersifat anjuran untuk melaksanakan isolasi mandiri selama 14 hari seperti yang tertuang dalam Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 8 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement