REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel pada Kamis (1/7) mencapai kesepakatan dengan para pemukim untuk mengosongkan permukiman pos terdepan di Tepi Barat dengan syarat mereka tetap mempertahankan bangunan dan rumah mobil mereka di area itu.
Perusahaan Penyiaran Publik Israel mengatakan kompromi telah dicapai untuk mengosongkan pos terdepan Eviatar yang ilegal. Berdasarkan perjanjian tersebut, para pemukim akan meninggalkan pos terdepan di selatan Kota Nablus, Gunung Sbeih, pada Jumat sore.
Menurut laporan itu, pemerintah Israel akan menentukan status hukum pos terdepan dalam waktu dekat. Pemukim mengatakan bahwa mereka berencana mendirikan sebuah lembaga keagamaan di daerah tersebut, yang akan tetap menjadi daerah yang dikendalikan militer.