Jumat 02 Jul 2021 13:33 WIB

BPOM Beri Izin Darurat Vaksin Moderna

Namun, Vaksin Moderna belum bisa digunakan untuk anak di bawah 18 tahun.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) kepada vaksin Covid-19 buatan Moderna Inc. Efikasi ini diatas 80 persen.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, vaksin Moderna merupakan vaksin platform mRNA (messenger-RNA). "Untuk efikasi, berdasarkan data uji klinis fase 3 menunjukkan 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga 65 tahun dan 86,4 persen pada usia diatas 65 tahun," ujar Penny dalam konferensi pers virtual BPOM, Jumat (2/7).

Karena masih uji klinik, dia menambahkan, Vaksin Moderna belum bisa digunakan untuk anak-anak di bawah 18 tahun. Jadi, dia menambahkan, vaksin ini nantinya hanya disuntikkan pada kelompok usia 18 tahun keatas dan lanjut usia (lansia). 

Selain itu, dia menyebutkan, vaksin ini bisa diberikan pada masyarakat yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Berdasarkan hasil uji klinik fase 3, Penny mengungkapkan, kelompok komorbid yang bisa divaksin Moderna yaitu masyarakat yang memiliki penyakit paru kronis, jantung, obesitas, diabetes mellitus, penyakit liver, dan HIV/Aids. Dikatakannya, vaksin ini diperoleh dari jalur multilateral  Covax Facility. Ia mengakui, vaksin yang menggunakan platform mRNA adalah yang pertama disetujui BPOM. 

Penny mengatakan, Vaksin Moderna membutuhkan lemari pendingin khusus dengan temperatur minimal minus 20 derajat celcius. Ini berbeda dengan vaksin Sinovac dan AstraZeneca yang bisa disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 2-8 derajat celcius.

"Vaksin diberikan secara injeksi intramuskuler dengan dosis 0,5 ml dan dua kali penyuntikan dengan rentang waktu sebulan," ujarnya.

Dikatakannya, efek samping dari vaksin ini di grade 1 dan dua atau masih bisa di atasi yakni berupa nyeri otot sendi, kelelahan, hingga sakit kepala. 

Hingga Juni kemarin, dia menambahkan, BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk empat jenis vaksin Covid-19 yaitu pertama Sinovac dari Cina, kedua vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh BUMN Penghasil Vaksin Bio Farma, ketiga adalah AstraZeneca yang duperoleh dari Covax facility, dan keempat Sinopharm. Selain itu, kata dia, BPOM kembali menambah satu jenis vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan EUA yaitu Vaksin Moderna. 

Perlu diketahui, platform mRNA merupakan metode rekayasa genetika yang membuat tubuh bisa mendeteksi sebuah virus yang masuk. Ini berbeda dengan metode inactivated vaccine di mana virus dilemahkan atau dimatikan kemudian disuntikkan dalam tubuh agar tubuh mengenali virus dan bisa bekerja mengalahkannya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement