Sabtu 03 Jul 2021 19:48 WIB

Satgas Minta Masyarakat Ketatkan Aktivitas Selama PPKM

Covid-19 paling mudah menular di ruangan tertutup.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Fakhruddin
Satgas Minta Masyarakat Ketatkan Aktivitas Selama PPKM. Juru Bicara Satgas Covid-19 Reisa Brotoasmoro.
Foto: istimewa
Satgas Minta Masyarakat Ketatkan Aktivitas Selama PPKM. Juru Bicara Satgas Covid-19 Reisa Brotoasmoro.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kasus Covid-19 di Indonesia terus melonjak akhir-akhir ini, bahkan pecah rekor kasus harian 27.913 per Sabtu (3/7). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat berperan dalam memperketat aktivitas selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat (PPKM Darurat) 3-20 Juli.

Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Reisa Brotoasmoro, selain peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah, aparat hukum, dan personel TNI, pihaknya berharap masyarakat juga ikut berperan dalam prinsip pelaksanaan pengetatan aktivitas selama masa PPKM Darurat.

"Ini juga mencakup peran kita, masyarakat, peran seorang ayah, ibu, kakak, adik, saudara, keluarga, teman, sahabat, kolega yaitu dengan batasi mobilitas selama PPKM Darurat. Peran kita semua (dibutuhkan) untuk memastikan situasi darurat ini kita akhiri," ujarnya saat konferensi virtual BNPB, Sabtu (3/7) petang.

Ia meyakini hampir pasti ada yang kehilangan sanak, saudara, kenalan atau kolega dalam beberapa pekan terakhir ini. Minimal di linimasa media sosial sudah banyak berita duka. Ia meminta situasi seperti ini segera diakhiri.

"Bagaimana caranya? Covid-19 paling mudah menular di ruangan tertutup, di kesempatan pertemuan panjang lebih dari 15 menit, interaksi jarak dekat, keramaian, dan aktivitas lainnya yang membuka risiko penyebaran percikan droplet seperti ketika kita akan berbicara, tertawa, bernyanyi, dan pada saat lainnya tidak memakai masker," katanya.

Oleh karena itu, dia menambahkan, penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan yang paling minimal yang perlu diterapkan oleh semua orang sekarang juga tanpa terkecuali. 

Ia menambahkan, jenis masker yang lebih baik dalam melindungi adalah masker bedah sekali pakai. Atau kalau ada masker N95 tentu lebih baik. Masker yang dia sarankan digunakan saat laju infeksi yang sangat tinggi seperti sekarang ini adalah menggunakan dua masker atau rangkap.

Tujuannya adalah menurunkan risiko droplet atau percikan  bisa masuk ke rongga mulut dan hidung dikarenakan kerapatan masker yang kurang atau maskernya masih longgar bila hanya menggunakan satu masker bedah/medis. Sebelum memakai masker, dia melanjutkan, pastikan tangan bersih menggunakan sabun atau penyanitasi tangan (hand sanitizer).

Ia meminta mencuci tangan dilakukan berulangkali terutama setelah menyentuh benda-benda yang juga dipegang orang lain seperti gagang pintu, pegangan tangga atau tempat lain. Selain itu, dia meminta tidak menyentuh wajah sebelum tangan dipastikan kebersihannya. Kemudian, Reisa meminta masyarakat gunakan masker dobel yaitu menggunakan masker medis dan masker kain.

Pertama, ambil masker bedah sebagai lapisan yang paling awal atau pertama. Kemudian pastikan ada kawat tipis masker bedah, kemudian ditekan sehingga mengikuti bentuk hidung sehingga tidak ada celah. Kemudian ambil masker kain yang terdiri dari 3 lapis masker. Ia meminta pastikan memakai masker yang pas. 

"Kemudian coba hembuskan napas dan pastikan apakah sudah tidak ada udara mengalir dari atas dan samping. Apabila masih ada, atur kembali posisi dan kencangkan masker," katanya.

Namun, ia juga meminta masyarakat pastikan bisa tetap bernapas dengan nyaman dan tidak pusing ketika memakai dua jenis masker ini. Ia meminta masker diganti setiap empat jam sekali. Setelah itu ketika ingin membuka masker pastikan menjauhi tubuh dan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah membuka masker. Kemudian, ia meminta masker bedah dibuang setelah dipakai meskipun ditutupi masker kain. 

"Sedangkan masker kain bisa dipakai lagi setelah dicuci," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement