REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan mereka telah mengusir diplomat Estonia. Satu hari sebelumnya diplomat itu sempat ditahan atas tuduhan mata-mata dan diminta meninggalkan Rusia dalam waktu 48 jam.
Pada Selasa (6/) kemarin Estonia menuduh Rusia menahan diplomat Mart Lette yang tinggal di St Petersburg. Estonia mengatakan Rusia 'menjebaknya' dengan membuatnya terlihat seperti seorang mata-mata.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Latte mengumpulkan data untuk tujuan spionase. Mereka mengatakan aktivitasnya tidak sesuai dengan status diplomatiknya.
Rusia menolak bantahan Estonia atas tuduhan mata-mata tersebut. Mereka mengatakan Moskow memiliki bukti 'tidak terbantahkan'. "Langkah-langkah sesuai dengan dengan hukum internasionala akan diberlakukan pada diplomat asing," kata Badan Keamanan Federal Rusia (FSB).
Dalam beberapa bulan terakhir hubungan Rusia dengan negara-negara Eropa memburuk atas sejumlah tuduhan spionase terhadap diplomat-diplomat Rusia di Eropa. Italia, Bulgaria, Republik Ceska dan Romania saling mengusir diplomat masing-masing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Estonia Aari Lemmik mengatakan Latte ditahan FSB selama satu setengah jam. Saat ia baru saja keluar rapat di Universitas Negeri St Petersburg. "Tuduhan ia memiliki dokumen-dokumen rahasia benar-benar tanpa dasar, ini provokasi, seluruh insiden ini jebakan," katanya.
"Kami pikir ini contoh lain Rusia memilih konfrontasi dibandingkan membalikan tren negatif dalam berhubungan dengan negara-negara anggota Uni Eropa," tambah Lemmik.