Jumat 09 Jul 2021 18:33 WIB

Suka Minuman Bersoda? Waspadai Dampaknya pada Hati

Minuman bersoda dapat memberikan dampak merugikan yang serius pada organ hati.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Minuman bersoda dapat memberikan dampak merugikan yang serius pada organ hati.
Foto: PxHere
Minuman bersoda dapat memberikan dampak merugikan yang serius pada organ hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minuman bersoda dan soda diet dapat memberikan dampak merugikan yang serius terhadap kesehatan hati. Sayangnya, hal tersebut belum begitu disadari oleh banyak penggemar minuman populer ini.

Faktanya, soda dan soda diet yang dikonsumsi secara terus menerus dapat sangat merusak hati. Kerusakan yang terjadi bahkan bisa menyerupai kerusakan hati akibat konsumsi alkohol atau obat tertentu secara berlebih.

Baca Juga

Dampak buruk ini bisa terjadi karena ada banyak zat kimia di dalam soft drink yang dapat memberikan dampak negatif bagi hati serta bagian tubuh lainnya. Berikut ini adalah beberapa zat kimia dalam minuman bersoda yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan hati, seperti dilansir EatThis, Jumat (9/7).

 

Aspartam

Sebagai contoh, pemanis buatan aspartam yang kerap ditemukan dalam banyak soft drink diketahui dapat memicu hepatotoksisitas pada hewan coba tikus. Hepatotoksisitas merupakan kerusakan hati yang umumnya disebabkan oleh paparan obat-obatan terlarang.

Selain itu, aspartam yang biasa ditemukan dalam soda diet juga dinilai dapat meningkatkan resistensi insulin. Peneliti Nimer Assy mengatakan aspartam juga dapat memicu terjadinya penyakit perlemakan hati.

 

Natrium Benzoat

Soda diketahui berkaitan dengan kasus sirosis hati karena kandungan natrium benzoat di dalamnya. Natrium benzoat merupakan zat pengawet yang dapat mencegah tumbuhnya jamur.

Menurut peneliti Peter Piper dari Sheffield University, natrium benzoat atau AKA E211 tidak baik untuk tubuh. Alasannya, zat ini dapat menyebabkan kerusakan sel pada hati dan organ vital lain.

Hal ini diketahui setelah Piper melaukan tes terhadap sel ragi hidup di laboratoriumnya. Berdasarkan tes ini, natrium benzoat tampak menyebabkan kerusakan pada area penting di DNA yang bernama mitokondria.

Bahkan, Piper juga menemukan bahwa natrium benzoat memiliki kemampuan untuk menonaktifkan DNA di mitokondria. Kondisi tersebut dapat menyebabkan malfungsi sel yang serius dan kerap dikatikan dengan kasus Parkinson.

Saat ini banyak merek besar yang sudah berhenti menggunakan natrium benzoat di dalam minuman soda mereka. Namun, konsumen diharapkan dapat membiasakan diri untuk membaca label gizi pada kemasan dan mewaspadai kandungan natrium benzoat ini.

 

Gula Berlebih

Menurut studi pada Canadian Journal of Gastroenterology di 2008, konsumsi minuamn bersoda turut berkontribusi dalam kejadian kasus penyakit perlemakan hati non alkohol (NAFLD). Studi ini melibatkan 310 pasien NAFLD, di mana sebanyak 31 orang di antaranya tidak memiliki faktor risiko NAFLD klasik.

Studi mengungkapkan bahwa sebanyak 25 dari 31 orang pasien (80 persen) mengonsumsi lebih dari 50 gram gula tambahan per hari dari minuman bersoda. Seluruh pasien yang memiliki kebiasaan mengonsumsi soda berlebih diketahui mengalami penyakit perlemakan hati dengan tingkat keparahan yang beragam, mulai dari ringan hingga berat.

Setelah menyesuaikan dengan beberapa faktor lain, peneliti menemukan bahwa konsumsi minuman soda merupakan variabel independen yang dapat memprediksi keberadaan perlemakan hati pada 82,5 persen kasus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement