REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR – Perdana Menteri Aljazair Ayman Benabderrahmane dinyatakan terinfeksi Covid-19 pada Sabtu (10/7). Hal itu terjadi hanya tiga hari setelah dia membentuk pemerintahan barunya.
Benabderrahmane diketahui baru saja dilantik sebagai perdana menteri. Menurut laporan televisi pemerintah Aljazair, Benabderrahmane bakal menjalani karantina selama sepekan sambil menjalankan tugas serta kewajibannya secara virtual.
Merespons kabar tersebut, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune memerintahkan agar peraturan jarak fisik dan pemakaian masker diterapkan di seluruh wilayah di sana. Dia pun meminta upaya vaksinasi Covid-19 dipercepat guna mengatasi lonjakan kasus.
Sejauh ini, Aljazair telah melaporkan 145.299 kasus Covid-19 dan 3.824 kematian. Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan tindakan segera untuk membendung penyebaran cepat Covid-19 di seluruh Afrika. Laporan terbaru menyebut, kasus Covid-19 di wilayah itu meningkat 25 persen setiap pekan selama enam pekan terakhir.
Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, memperingatkan, kian merebaknya penyebaran varian Alfa, Beta, dan Delta yang lebih menular, meningkatkan ancaman pandemi di seluruh benua ke tingkat baru. "Kecepatan dan skala gelombang ketiga Afrika tidak seperti yang pernah kita lihat sebelumnya," katanya, dikutip laman Voice of America, Sabtu (3/7).
Dengan masih minimnya vaksinasi di Afrika, Moeti mengatakan penting bagi warga di sana untuk mempraktikkan langkah-langkah kesehatan masyarakat. Hal itu termasuk memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Moeti mendesak negara-negara untuk berbagi dosis berlebih mereka untuk membantu menutup kesenjangan vaksin di Afrika. Afrika, kata dia, tidak boleh dibiarkan mendekam dalam pergolakan gelombang Covid-19 terburuknya.