Senin 12 Jul 2021 08:34 WIB

Menlu Yunani: Presiden Erdogan adalah Pemimpin yang Penting

Yunani memiliki banyak perbedaan terkait kebijakan Turki.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: Mustafa Kamaci/Turkish Presidency via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias dalam sebuah wawancara dengan media lokal, mendukung Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk melakukan pembicaraan langsung. Dendias menggambarkan Erdogan sebagai orang yang ramah dan bersahabat secara pribadi.

"Presiden Erdogan adalah pemimpin penting dan telah mencapai banyak hal," kata Dendias seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (12/7).

Baca Juga

Dendias mengatakan, Erdogan adalah pemimpin yang memerintah Turki dengan masa jabatan hampir sama dengan pendiri Turki Mustafa Kemal Ataturk. Selain itu, Erdogan menentukan citra Turki.

Pada saat yang sama, Dendias menekankan bahwa Yunani memiliki perbedaan yang sangat besar dengan kebijakan regional Turki. Menurutnya, Yunani dan Turki menempuh jalan panjang untuk menyelesaikan perbedaan.

"Ada jalan panjang sampai kita mencapai Den Haag untuk menyelesaikan perbedaan kita dengan Turki. Pertama harus ada kesepakatan antara kedua negara, tentang apa yang sebenarnya akan dinilai sebelum mencapai Den Haag,” kata Dendias saat wawancara dengan outlet media Newsbomb pada Sabtu (10/7).

 "Posisi tetap Yunani, terlepas dari pemerintah dan menteri, adalah bahwa masalah yang dapat kita diskusikan adalah landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif di laut," kata Dendias menambahkan.

Dendias juga menjelaskan, ketika Yunani berbicara tentang perbatasan laut, berarti mengacu pada luas perbatasan laut yang diizinkan oleh hukum internasional dan Konvensi PBB tentang Hukum Laut, yaitu 12 mil laut. Dendias menekankan bahwa Yunani dapat memilih kapan dan bagaimana mereka akan menggunakan haknya. Hal ini adalah hak prerogatif Yunani.

sumber : Anadolu
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement