REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini pemerintah membutuhkan sekitar 16 ribu hingga 20 ribu perawat menyusul lonjakan kasus positif Covid-19. Selain itu, pemerintah juga membutuhkan tambahan sekitar 3.000 dokter untuk menangani para pasien positif Covid-19.
Semakin tingginya jumlah kebutuhan tenaga kesehatan (nakes) ini disebabkan karena lonjakan kasus positif yang juga semakin tak terkendali dalam beberapa pekan terakhir ini. Apalagi, banyak dari nakes, baik itu perawat maupun dokter yang terpapar Covid-19 sehingga juga harus mendapatkan penanganan.
“Kita juga memerlukan tambahan dari perawat dan juga dokter. Kita sudah mengidentifikasi ada kebutuhan antara 16-20 ribu perawat,” ujar Menkes usai rapat terbatas mengenai penanganan Covid-19 di Istana, Senin (12/7).
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah telah menyiapkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga perawat yang telah lulus uji kompetensi dan masih di tingkat akhir. Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam ratas ini pun menginstruksikan agar masalah pemenuhan kebutuhan perawat ini dibahas bersama Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Sementara itu, pemerintah juga telah menyiapkan upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter yang masih kurang hingga sekitar 3.000 akibat kenaikan kasus positif ini.
“Kita juga melihat bahwa dokter-dokter yang akan selesai internship-nya di tahun ini ada sekitar 3.900. Jadi kita sudah mempersiapkan dokter-dokter tersebut yang baru lulus internship untuk segera masuk,” tambah Menkes.
Menkes Budi pun menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi para nakes yang terpapar Covid-19 saat menangani para pasien. Ia menegaskan, pemerintah akan terus memperhatikan kesehatan para dokter, perawat, dan juga bidan. Salah satunya yakni dengan memberikan vaksinasi dosis ketiga menggunakan vaksin Moderna.
“Dan akan dimulai secepat-cepatnya untuk melindungi mereka sebagai salah satu garda terdepan kita yang harus kita lindungi,” ujar dia.