REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja Namrud menjadi penentang Allah Ta'ala. Ia meyakini dirinya berkuasa. Namun, pada akhir hidupnya dia mendapat siksaan karena seekor nyamuk.
Dikutip dari buku Jangan Takut Hadapi Hidup karya Aidh Abdullah Al-Qarny, pernah suatu ketika raja Namrud datang dan membawa salah seorang tawanannya seraya berkata, "Lihatlah orang ini, akulah yang menghidupkannya". Lalu dia membawa tawanan yang lain dan membunuhnya, lalu ia berkata, "Ini adalah umatnya (Ibrahim Alaihissallam)".
"Sungguh alangkah bodoh dan tololnya orang zindik dan pendusta ini." Nabi Ibrahim Alaihissallam membalas ucapan Namrud dengan tanpa berdebat dan tidak lagi membuka pintu kesombongannya untuk kedua kalinya.
Nabi Ibrahim Alaihissallam berkata sebagaimana yang tercatat dalam Alquran, "...Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," jika benar bahwa kamu adalah tuhan. Mendengar jawaban itu "...lalu heran terdiamlah orang kafir itu:... " la terpaku diam, dialah yang merugi dan celaka.
Firman Allah, "...dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ..." Artinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan memberi petunjuk-Nya kepada orang-orang zalim karena lembaran-lembaran (kitab suci) mereka telah terbakar sehingga mereka tidak mempunyai argumentasi dan bukti. Mereka adalah para dajjal, pendusta dan penentang Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Inilah argumentasi yang Nabi Ibrahim Alaihissallam kemukakan di hadapan Namrud. Namun, Namrud tidak berhenti dari kegamangan, dusta, dan kegilaannya.
Sebagian sejarawan mengatakan siksaan yang ditimpakan kepada Namrud adalah ada seekor nyamuk yang masuk ke dalam lubang hidung Namrud. Nyamuk itu menggigit otak Namrud sampai bengkak dan membesar laksana burung pipit.
Nyamuk itu terus menggigitnya yang membuat Namrud kelimpungan, merasakan sakit dan siksa yang teramat sangat sehingga membuatnya tidak bisa nyaman dan tenang. Namrud pun menampar kepalanya sendiri dengan terompahnya (sandal) dan akhirnya ia mati karena pukulan terompahnya sendiri.