REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Tri Rismaharini berjalan kaki menyusuri sepanjang Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Jumat (16/7). Risma saat itu sedang membagikan masker kepada masyarakat.
Masker dibagikan kepada masyarakat yang kebetulan berada di sepanjang trotoar, seperti pengemudi ojek dan bajaj, tukang parkir, satuan pengamanan kantor dan sebagainya. Di tengah kegiatan, Risma mendapati dua keluarga pemulung sedang beristirahat di bawah jembatan penyeberangan orang di depan Wisma Kemenhan.
Kepada keduanya, Risma mengajak mereka ke Balai Pangudi Luhur Bekasi untuk mendapatkan layanan Kemensos. "Ikut saya ya. Nanti saya kasih kerjaan. Nanti dapat penghasilan lebih rutin. Ini anaknya ikut saja. Biar bisa sekolah. Nanti di sana banyak temannya," kata Risma kepada Sofyan, pemulung asal Subang yang ditemuinya.
Awalnya Sofyan masih tampak ragu dengan tawaran Risma. Ia tampak melirik istrinya berdiskusi kecil. "Mau ya," tanya eks wali kota Surabaya tersebut.
Tawaran serupa juga disampaikan kepada Ahmad Jaenudin, rekan pemulung Sofyan yang kebetulan berada di tempat yang sama. Jaenudin (68) asal Majalengka itu mengaku tertarik dengan tawaran Risma.
Jaenudin yakin akan mendapatkan penghidupan lebih baik dalam pembinaan Kemensos."Ya saya mau ikut. Harapannya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik," kata Jae.
Keduanya langsung diantarkan oleh Tim Reaksi Cepat Kemensos ke Balai Pangudi Luhur di Bekasi. Di balai Kemensos tersebut, Sofyan sekeluarga dan Jaenudin akan mendapatkan layanan, dengan terlebih dahulu dilakukan asesmen dan menjalani protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Sebelum Sofyan dan Jaenudin, Kemensos juga telah memberikan layanan di Sentra Kreasi Atensi (SKA) Kemensos kepada puluhan masyarakat kurang mampu. Mereka mendapatkan bimbingan sosial, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan.
Mereka juga diberikan pendampingan dan penguatan untuk kegiatan kewirausahaan melalui usaha kafe, galeri, ternak lele, tanaman hidroponik, laundry, dan juga berjualan di toko kelontong. Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari setahun berdampak terhadap berbagai sektor.
Salah satu dampak pandemi adalah banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan penghasilan. Dengan SKA diharapkan masyarakat kurang mampu dan marjinal mendapatkan keterampilan kewirausahaan sehingga mereka dapat mandiri secara sosial dan ekonomi.