REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, pemerintah mulai saat ini tidak lagi mengejar angka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang hanya mencerminkan kuantitas. Pemerintah akan lebih fokus untuk mendorong pariwisata berkelanjutan yang menghasilkan kualitas wisman yang datang ke Indonesia. Hal itu, menurut dia, bagian dari upaya adaptasi Indonesia di imbas pandemi virus corona.
Ia mengatakan, saat ini pariwisata berbasis alam dan budaya menjadi daya tarik sendiri di tengah pandemi. Sektor pariwisata menjadi sektor yang sangat strategis terbukti pada 2020, sumbangsih sektor pariwisata untuk PDB Tanah Air mencapai 4,1 persen.
“Kita pertahankan angka ini, justru ingin kita tingkatkan dengan kualitas based tourism dan sustainable tourism diharapkan bisa memberikan kontribusi PDB mencapai 5-6 persen dalam beberapa tahun kedepan. Ditambah, sektor ekonomi kreatif yang ditargetkan memberikan sumbangan PDB sebesar 11-12 persen kita memberikan kontribusi yang besar ditahun-tahun mendatang,” katanya dalam Siaran Pers Kemenparekraf, dikutip Republika.co.id, Sabtu (17/7).
Ia menjelaskan, Kemenparekraf tengah melakukan langkah transformasi di bidang SDM, karena membangun infrastruktur tidak lengkap tanpa menyiapkan SDM yang mumpuni.
Pihaknya memastikan Kemenparekraf akan membuat kebijakan yang berkeadilan kepada masyarakat dengan cara-cara baru, dengan mendorong peningkatan pengembangan SDM. Karena sektor parekraf akan berpotensi membuka lapangan kerja yang baru dan berkualitas.
“Untuk mewujudkan ini semua tentunya bukan sekadar fisik saja yang harus dibangun, tetapi juga manusianya. Oleh karena itu program pelatihan dan pendampingan telah disiapkan untuk mencetak SDM yang berkualitas, yang mampu memanfaatkan peluang usaha dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya, menambahkan, target luaran yang akan dicapai adalah pertama model pelatihan dan sertifikasi kompetensi SDM Parekraf, kedua model pendampingan SDM Parekraf di Desa Wisata dan pengembangan SDM Parekraf mandiri melalui wirausaha, dan ketiga model penguatan hubungan antar lembaga dalam rangka peningkatan kolaborasi dan sinergitas program lintas kelembagaan antar K/L.
“Serta outcome yang diharapkan adalah pertumbuhan ekonomi di destinasi pariwisata melalui kapasitas SDM Parekraf dan Hubungan antar Kelembagaan,” ujarnya.