Selasa 20 Jul 2021 17:45 WIB

LIPI Kembangkan Ventilator CPAP dan BiPAP

Penggunaan ventilator ini menjaga supaya saluran pernapasan pasien tetap terbuka.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Pemberian bantuan berupa alat ventilator kepada sejumlah rumah sakit. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Pemberian bantuan berupa alat ventilator kepada sejumlah rumah sakit. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (P2ET) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Joni Pristianto beserta tim, saat ini, sedang mengembangkan SIVENESIA. SIVENESIA adalah ventilator dengan dua mode operasi, CPAP dan BiPAP.  

Mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) merupakan ventilator yang menghasilkan satu level tekanan udara positif yang konstan dan terus menerus diberikan kepada pasien. Tujuannya, yakni agar saluran pernapasan pasien tetap terbuka.

Sedangkan, mode BiPAP (Bi-level Positive Airway Pressure) merupakan ventilator yang dapat menghasilkan dua level tekanan udara positif yang berbeda, yaitu pada saat menarik napas (inspirasi) dan pada saat menghembuskan napas (ekspirasi). Sehingga lebih nyaman digunakan oleh pasien karena akan mengikuti ritme pernapasan dengan tetap terjaga tekanan di akhir nafas atau PEEP (Positive end-expiratory pressure) yang diperlukan. 

Menurut Eko, ventilator dengan mode CPAP dan BiPAP biasanya disarankan oleh dokter untuk pasien penderita sleep apnea (gangguan tidur serius), yaitu gejala sistem pernapasan pasien akan berhenti beberapa saat selama tidur. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan kualitas tidur menjadi buruk.

Mode ventilator CPAP atau BiPAP ini, merupakan mode pada ventilator yang bekerja berdasarkan tekanan (pressure based), yang bertujuan untuk mencegah tersumbatnya jalan napas seperti gejala yang banyak dialami oleh penderita covid-19. Serta untuk  melatih otot-otot pernapasan sebelum pasien bisa bernapas secara normal.

"CPAP dan BiPAP ini tergolong dalam sistem pengobatan non-invasif (tanpa pembedahan) yang paling efektif dan merupakan pilihan pertama serta paling banyak digunakan untuk pasien yang mengalami gangguan pernapasan," kata Eko, dalam keterangannya, Selasa (20/7).

Eko juga menjelaskan, tujuan dari penggunaan ventilator ini adalah menjaga supaya saluran pernapasan pasien tetap terbuka. Sementara perbedaan mendasar dari mode CPAP dan BiPAP ini adalah masalah kenyamanan pada saat pasien bernapas.

SIVENESIA telah melalui serangkaian tahapan pengujian, di antaranya adalah pengujian skala laboratorium sebagai tahap awal pengujian. Tahapan ini menitikberatkan kepada masalah teknis dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan.

"Uji fungsi ini meliputi serangkaian pengujian seperti kinerja sistem (performance), ketahanan sistem (endurance) dan keamanan kelistrikan selama 21 hari tanpa berhenti. Tahap selanjutnya, kami akan melakukan uji klinis SIVENESIA sebagai tahapan selanjutnya untuk mendapatkan ijin edar sebagai wujud diseminasi hasil penelitian kami," ujar dia menjelaskan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement