Kamis 22 Jul 2021 20:21 WIB

Mengapa Angka Kematian Harian Covid-19 Terus Cetak Rekor?

Terjadi peningkatan jumlah kasus kematian Covid-19 selama sepekan terakhir.

Petugas di lokasi pemakaman pekuburan Covid-19, Buper Waena, Kota Jayapura, Papua, Selasa (20/7/2021). Data pihak berwenang setempat per 17 Maret - 18 Juli 2021 menyebut dari 45 rumah sakit (RS) Pemerintah dan 16 Swasta di Papua total kasus meninggal dunia akibat Covid-19 berjumlah 634 orang dan Kota Jayapura masuk Zona Merah untuk kematian akibat Covid-19.
Foto: ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Petugas di lokasi pemakaman pekuburan Covid-19, Buper Waena, Kota Jayapura, Papua, Selasa (20/7/2021). Data pihak berwenang setempat per 17 Maret - 18 Juli 2021 menyebut dari 45 rumah sakit (RS) Pemerintah dan 16 Swasta di Papua total kasus meninggal dunia akibat Covid-19 berjumlah 634 orang dan Kota Jayapura masuk Zona Merah untuk kematian akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati

Di tengah lonjakan kasus positif Covid-19, peningkatan angka keterisian (BOR) rumah sakit, yang paling memprihatinkan saat ini adalah angka kematian harian Covid-19. Dalam sepekan terakhir, Indonesia telah mencatatkan beberapa kali rekor tertinggi jumlah kematian harian.

Baca Juga

Terbaru pada Kamis (22/7) ini, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 1.449 orang meninggal dunia setelah sehari sebelumnya pada Rabu (21/7) dilaporkan ada 1.383 orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Sebelumnya, rekor tertinggi tercatat pada 19 Juli 2021 dengan 1.338 orang meninggal dalam sehari.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pun menyoroti peningkatan jumlah kasus kematian selama sepekan terakhir ini. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, peningkatan kasus kematian ini harus menjadi pembelajaran bersama untuk terus melakukan pencegahan dan meningkatkan kesembuhan pasien.

“Yang perlu menjadi fokus adalah kematian. Angka kematian yang cenderung mengalami peningkatan selama tujuh hari terakhir ini patut dijadikan refleksi kita bersama. Terlebih sudah enam hari berturut-turut kematian kita mencapai lebih dari seribu setiap harinya,” kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (22/7).

Wiku menegaskan, kondisi ini tak lagi bisa ditoleransi. Penurunan kasus positif dan peningkatan kasus kesembuhan pun harus diikuti dengan penurunan angka kematian.

“Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekedar angka. Di dalamnya ada keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita,” ucapnya.

Selain angka kematian harian, penambahan kasus positif Covid-19 juga kembali melejit naik, setelah sempat turun dalam beberapa hari. Pada Kamis (22/7) ini dilaporkan ada 49.509 kasus positif, kembali mendekati batas psikologis 50 ribuan kasus.

 

In Picture: Angka Kasus Kematian Akibat Covid-19

photo
Petugas pemakaman membawa peti jenazah korban COVID-19 untuk dikuburkan di pemakaman khusus COVID-19 TPU Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/7/2021). Pada periode tanggal 18-19 Juli angka kematian akibat COVID-19 kembali berada di titik tertinggi selama pandemi, Pemerintah mencatat sebanyak 1.338 pasien meninggal dunia. Dengan jumlah kematian tersebut saat ini sebanyak 74.920 pasien telah meninggal sejak pertama kali penularan terjadi 2 Maret 2020. - (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

 

 

 

Tingginya tambahan kasus positif hari ini sejalan dengan bertambahnya kapasitas testing Covid-19 secara nasional. Satgas melaporkan bahwa jumlah orang yang diperiksa dalam 24 jam terakhir sebanyak 228.702 orang. Angka ini merupakan capaian testing tertinggi selama pandemi.

Kabar baik lainnya, jumlah orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 juga konsisten bertambah. Dilaporkan ada 36.370 orang yang sembuh dari Covid-19 pada hari ini. Angka ini sekaligus menjadi rekor angka kesembuhan bagi Indonesia.

Sayangnya, jumlah kasus positif baru masih jauh lebih tinggi ketimbang jumlah pasien sembuh. Akibatnya, jumlah kasus aktif Covid-19 pun masih saja bertambah, menjadi total 561.384. Padahal pada Rabu (21/7) kemarin, jumlah kasus aktif sempat turun nyaris 500 orang. Penurunan kasus aktif kemarin menjadi yang pertama setelah reli penambahan kasus aktif selama dua bulan terakhir.

Terkait perkara kapasitas testing yang turun-naik, Wiku meminta agar hal ini juga menjadi perhatian pemerintah. Wiku meminta agar upaya testing terhadap masyarakat dan kontak erat pasien positif terus ditingkatkan.

“Jumlah orang diperiksa yang mengalami penurunan selama 4 hari terakhir perlu untuk segera dikejar untuk meningkat kembali. Karena semakin tinggi testing, semakin banyak kasus yang banyak terdeteksi dan ditangani sejak dini,” ujar Wiku.

Wiku meminta agar kedua hal ini, baik peningkatan jumlah testing maupun penurunan angka kematian harus menjadi perhatian pemerintah sebelum kebijakan relaksasi PPKM Darurat dibuka secara bertahap. Dengan demikian diharapkan juga dapat memperbaiki zonasi risiko di wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona risiko tinggi atau merah.

“Untuk itu, perlu dipastikan sebelum dilakukan pembukaan bertahap kita wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing dan menurunkan angka kematian,” kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement