Ahad 25 Jul 2021 14:10 WIB

India Catat Hampir 40 Ribu Kasus Baru Covid-19 dalam Sehari

Kasus baru Covid-19 di India masih mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Andri Saubani
 Umat Muslim India melaksanakan salat pada kesempatan Idul Adha di Masjid Jama yang hampir sepi karena tetap ditutup untuk umum karena pembatasan Covid-19 di kawasan Lama Delhi, India, 21 Juli 2021. Kasus Covid-19 di India beberapa hari terakhir mengalami kenaikan. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Umat Muslim India melaksanakan salat pada kesempatan Idul Adha di Masjid Jama yang hampir sepi karena tetap ditutup untuk umum karena pembatasan Covid-19 di kawasan Lama Delhi, India, 21 Juli 2021. Kasus Covid-19 di India beberapa hari terakhir mengalami kenaikan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kasus Covid-19 di India masih mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah mencatat 39.742 kasus baru Covid-19 di seluruh negeri hingga Ahad (25/7) waktu setempat.

Kementerian Kesehatan India juga mencatat kenaikan jumlah kematian akibat Covid-19 sebesar 535 dalam 24 jam terakhir hingga Ahad. Total kematian seluruh negeri sejak awal pandemi kini mencapai 420.551.

Baca Juga

Pekan ini, sebuah studi memperkirakan, angka kematian karena Covid-19 di India 10 kali lipat lebih tinggi dari jumlah resmi yang dilaporkan. Laporan studi yang dirilis juga pada Selasa (20/7) memperkirakan kelebihan jumlah kematian 3 hingga 4,7 juta dari awal pandemi Januari 2020 hingga Juni 2021. Laporan diterbitkan oleh mantan kepala penasihat ekonomi pemerintah India Arvind Subramanian dan dua peneliti lain di Pusat Pengembangan Global dan Universitas Harvard.

Sementara itu, menurut survei serologis yang dilansir laman CNN, lebih dari dua pertiga populasi India diperkirakan memiliki antibodi Covid-19. Ini memberikan lebih banyak bukti bahwa virus itu mungkin telah menyebar jauh lebih luas daripada yang ditunjukkan oleh angka resmi.

Sekitar 67,6 persen orang India yang disurvei di atas usia 6 tahun menunjukkan antibodi. Survei penelitian nasional ini dilakukan antara Juni dan Juli oleh Dewan Penelitian Medis India (ICMR) yang dikelola pemerintah. Survei tersebut mencakup 70 distrik di 21 negara bagian, dengan 28.975 peserta.

Sistem kekebalan tubuh mengembangkan antibodi baik yang diinduksi oleh vaksinasi, atau sebagai respons terhadap infeksi. Mayoritas peserta survei, 62 persen, belum menerima vaksin, sekitar seperempat telah mendapatkan dosis pertama mereka. Studi ini menandai lompatan dramatis dari hanya beberapa bulan yang lalu, atau pada awal tahun, kurang dari seperempat peserta menunjukkan antibodi.

Sementara itu, Times of India mencatat pemerintah telah memberikan 45.37.70.580 dosis vaksin kepada Negara Bagian/UT hingga Ahad melalui semua sumber dan 11.79.010 dosis lainnya sedang dalam proses. Sejauh ini, menurut Universitas Johns Hopkins, India telah melaporkan sekitar 31,2 juta kasus yang dikonfirmasi,  kurang dari 3% dari total populasinya.

Ini secara drastis lebih rendah dari proporsi responden survei yang menunjukkan antibodi. Ada beberapa alasan di balik kesenjangan dalam pelaporan, termasuk infrastruktur yang buruk, kesalahan manusia, dan tingkat pengujian yang rendah.

Meskipun tingkat pengujian meningkat sejak awal tahun, ada struktur pelaporan kasus yang berbeda di berbagai kota dan negara bagian. Penduduk yang lebih miskin kemungkinan tidak dapat membayar cuti kerja untuk menjalani tes atau melakukan perjalanan ke pusat pengujian.

Pelaporan yang kurang lazim juga terjadi di lebih banyak daerah pedesaan di negara. Kerap kali ada masalah logistik seperti informasi yang hilang dalam database medis nasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement