Ahad 25 Jul 2021 23:25 WIB

Perusahaan Jerman Mencari Konsep Kerja dari Rumah

Perusahaan raksasa kimia Jerman BASF saat ini mengembangkan model kerja hibrida.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Imago/T. Trutschel
Imago/T. Trutschel

Karena pandemi corona, mendadak saja eksperimen besar kerja dari rumah dimulai secara serentak di banyak negara dan bahkan berlangsung lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Sekarang banyak perusahaan mulai memikirkan model kerja "hibrida", yaitu beberapa hari kerja di kantor dan beberapa hari bekerja dari jarak jauh.

Terutama sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di Jerman, dikenal dengan sebutan Mittelstand, dulunya sangat skeptis tentang konsep bekerja dari jarak jauh. Pada awalnya banyak yang mengkritik pembatasan corona yang memaksa mereka mengirim stafnya pulang untuk bekerja dari rumah. Namun, menurut survei terakhir, para eksekutif perusahaan sekarang mulai bisa menerimanya, karena ternyata produktivitas pekerja tidak turun seperti yang dikhawatir semula.

Selama pandemi, sekitar 30 hingga 40 persen staf perusahaan Mittelstand di kawasan industri Ruhr di Negara Bagian Nordrhein-Westfalen (NRW), bekerja dari rumah, kata Dirk Erlhöfer, direktur Asosiasi Pengusaha Ruhr / Westfalen, kelompok lobi yang mewakili 430 UKM di wilayah tersebut. "Angka yang tinggi ini bahkan mengejutkan kami, karena sebagian besar anggota kami aktif di sektor industri," katanya kepada DW.

Kerja dari rumah bisa tingkatkan produktivitas

Kerja jarak jauh atau lebih populer disebut kerja dari rumah, ternyata juga menghasilkan keseimbangan lebih baik dalam kehidupan kerja dan meningkatkan produktivitas, kata Dirk Erlhöfer. Selain itu, jumlah hari sakit turun secara signifikan. Opsi kerja dari rumah sekarang menjadi semakin penting dalam merekrut tenaga eksekutif dan spesialis muda.

Tetapi konsep ini tentu ada batasnya, kata Dirk Erlhöfer. "Misalnya, untuk perusahaan yang lebih besar akan lebih sulit mengoordinasikan proses antara administrasi dan produksi. Masalah teknis juga ikut berperan; dan mungkin juga ada perkembangan negatif ketika terbentuk semacam dua kelas staf: mereka yang bisa bekerja dari rumah dan mereka yang tidak. "Ini bisa menggangu perdamaian perusahaan", lanjutnya.

Terlepas dari beberapa masalah, Dirk Erlhöfer mengatakan, perusahaan anggota asosiasinya memuji keuntungan konsep kerja dari rumah, sehingga sekitar 80 persen perusahaan mengatakan, mereka berencana melanjutkan kerja jarak jauh, juga setelah pandemi berakhir. Pada saat yang sama, banyak staf perusahaan yang juga menyambut model kerja dari rumah.

Lingkungan kerja yang fleksibel

Perusahaan raksasa kimia Jerman BASF saat ini sedang mengembangkan model kerja hibrida, yang memungkinkan karyawannya memilih antara bekerja di kantor atau terhubung secara virtualdengan rekan kerjanya. Valeska Schößler, juru bicara BASF, mengatakan model yang dikembangkan sengaja tidak akan memaksakan aturan yang mengikat, tetapi memberikan lebih banyak fleksibilitas.

"Kami memberi tim kami tingkat fleksibilitas yang lebih besar dalam mengatur pekerjaan mereka," katanya kepada DW. Berapa hari karyawan harus bekerja di kantor harus dinegosiasikan sendiri antara karyawan dengan atasannya secara individual. Karena beberapa hal tentu saja tidak bisa dilakukan dari rumah. "Anda tidak bisa mengawasi uji coba di laboratorium dari rumah, pabrik juga tidak dapat dipelihara dan diperbaiki dari jarak jauh," kata ValeskaSchössler. Selain itu, beberapa staf akan tetap menuntut bekerja di kantor karena ingin menarik garis yang jelas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Sebuah kertas kerja baru-baru ini diedarkan oleh Akademi Sains dan Teknik Jerman tentang desain kantor masa depan. Dalam dokumen itu disebutkan, kantor masa depan harus dirancang sedemikian rupa sehingga " karyawan akan semakin terdorong untuk bekerja dari rumah atau di tempat lain selain di lingkungan perusahaan."

Kertas kerja itu disusun oleh kelompok kerja yang terdiri dari staf direksi dan manajer personalia berbagai perusahaan besar di Jerman. Mereka antara lain merekomendasikan sistem ruang kantor, di mana staf atau sekelompok pekerja bisa memesan ruangan secara fleksibel. Juga harus tersedia ruang-ruang pertemuan dan ruang proyek untuk kelompok-kelompok yang fleksibel, dan ruang-ruang kerja yang "terbuka dan kolaboratif".

(hp/ts)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement