Senin 26 Jul 2021 19:03 WIB

Kasus Aktif, Positivity Rate, dan Angka BOR di DKI Menurun

Namun, menurut Anies, masih terlalu dini menyebut puncak kasus Covid telah terlewati.

Tenaga kesehatan memeriksa kadar oksigen warga sebelum menerima vaksin Covid-19 di Universitas Nasional, Jakarta, Senin (26/7). Laju penularan kasus Covid-19 di Jakarta saat ini mulai mengalami penurunan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan memeriksa kadar oksigen warga sebelum menerima vaksin Covid-19 di Universitas Nasional, Jakarta, Senin (26/7). Laju penularan kasus Covid-19 di Jakarta saat ini mulai mengalami penurunan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Dadang Kurnia

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota telah mengalami penurunan. Hal ini terjadi setelah sempat mengalami lonjakan kasus hingga mencapai 100 ribu lebih kasus.

Baca Juga

Anies menyebut, berdasarkan data per tanggal 25 Juli, jumlah kasus aktif di Jakarta turun pada angka 64 ribu kasus. "Pada 16 Juli 2021 ada 113 ribu kasus aktif dan kemarin kasus aktif kita sudah turun diangka 64 ribu," kata Anies dalam video yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Senin (26/7).

Anies mengungkapkan, menurunnya kasus aktif ini pun diikuti dengan tren penurunan pada beberapa parameter lainnya dalam penanganan pandemi virus corona di Jakarta. Salah satunya adalah positivity rate yang turun menjadi 25 persen, setelah sempat berada pada angka 45 persen.

Lalu, sambung dia, pemakaman dengan penerapan protokol kesehatan juga mengalami penurunan. "Pemakaman protap Covid yang pernah mencapai lebih dari 350 pemakaman per hari, kini sudah turun di bawah 200 per hari," ujarnya.

Selain itu, Anies menuturkan, pihaknya terus memantau perkembangan kondisi rumah sakit rujukan maupun puskesmas di Ibu Kota yang menangani pasien Covid-19. Selain berkeliling untuk melihat langsung situasi di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, ia juga melakukan pemantauan melalui rekaman kamera CCTV.

"Kami terus berkeliling mendatangi RS, Puskesmas melihat perkembangan lapangan kita juga memantau lewat CCTV dan CCTV yang memantau kondisi seluruh di RS," tutur dia.

Anies menyampaikan, ia sempat mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih dan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)  Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin pagi. Menurutnya, saat ini kondisi rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota sudah berbeda dibandingkan dengan beberapa waktu lalu ketika kasus aktif sempat menembus angka 100 ribu orang.

"Tadi pagi juga saya mendatangi RSUD Budhi Asih kemudian RSKD Duren Sawit. Situasinya sudah jauh berbeda dibanding kita datang di waktu sebelumnya. Saat itu rumah sakit sangat penuh," ungkap dia.

"Bahkan selasar depan IGD pun dipenuhi dengan antrean pasien yang akan masuk ke IGD. Antrean masuk IGD-nya penuh, IGD-nya penuh, rawat inapnya penuh, ICU juga penuh," sambungnya menjelaskan.

Namun, kini Anies mengatakan, situasi di selasar-selasar IGD rumah sakit sudah kosong. Sehingga pasien yang hendak mendapatkan perawatan bisa langsung masuk ke IGD, meski di dalamnya masih terdapat beberapa pasien yang juga dalam proses perawatan.

"Artinya apa kalau antrean IGD sudah longgar? Artinya, aliran pasien baru yang datang ke fasilitas kesehatan sudah berkurang, tidak sebanyak beberapa minggu lalu," jelasnya.

Ia pun berharap kedepannya pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit akan semakin banyak. Sedangkan, pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawatan hanya sedikit. Sehingga beban rumah sakit juga menjadi berkurang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur atau BOR RS bagi pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan yang ada di Ibu Kota kembali menurun. Ariza menyebut, saat ini, keterisian di ruang ICU sebesar 89 persen.

"Alhamdulillah, tempat tidur (isolasi) turun lagi, yang terpakai sekarang tinggal 73 persen. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan turun ketersediaan tempat tidur. Ruang ICU juga turun sudah mencapai 89 persen, mudah-mudahan turun terus," kata Ariza di Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Senin (26/7).

Selain itu, sambung dia, persediaan obat-obatan bagi pasien Covid-19 pun dalam kondisi yang cukup. Termasuk pula ketersediaan tabung oksigen.

"Alhamdulillah obat-obatan, oksigen aman, tidak ada kendala yang berarti," ujarnya.

Ariza pun meminta kepada seluruh masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan tetap berada di rumah jika tidak ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini, jelas dia, untuk menurunkan laju penyebaran virus corona di Jakarta.

"Jadi ini semua kalau kita dapat tetap berada di rumah melaksanakan protokol kesehatan 5M dan juga melaksanakan PPKM Level 4 secara disiplin dan bertanggungjawab, Insya Allah kita dapat menurunkan penularan Covid-19 di DKI Jakarta," tutur dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement