REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Atlet angkat besi putri Windy Cantika Aisah berhasil menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Windy mendapatkan medali perunggu kelas 49 kg pada usianya yang baru menginjak 19 tahun.
Dari pejabat hingga sponsor menjanjikan bonus bagi Windy. Ibunda Windy, Siti Aisah, mengungkapkan bonus tersebut bakal digunakan untuk membangun masjid. Sebab, niat ini sudah disampaikan Windy sebelumnya.
"Sebelum berangkat juga sudah ngomong kita daerah sini tidak ada masjid mudah-mudahan Allah kasih rezeki. Alhamdulillah sekarang ada rezekinya bikin masjid," kata Siti, Ahad (25/7).
Darah atlet Windy berasal dari ibundanya yang juga menekuni olahraga itu. Siti Aisah pernah mendapatkan prestasi di tingkat internasional membawa nama Indonesia dari cabang angkat besi.
"Bagi orang tua luar biasalah, senang banget karena dia tidak ditargetkan apa-apa. Dia lolos ke Olimpiade saja sudah bersyukur tapi Alhamdulillah dia bisa berbuat baik untuk Indonesia, buat Kabupaten Bandung," kata Siti.
Siti mengaku tidak menyangka atas pencapaian anaknya di ajang olahraga terbesar di dunia tersebut. Padahal, Siti sudah lama tidak mendampingi Windy karena berada di Pelatnas dan sulit pulang ke rumah akibat pandemi Covid-19.
"Sebelum SEA Games dia sudah ke Pelatnas, sekarang kan pandemi gak boleh pulang kita video call saja. Adalah satu bulan terakhir pulang ke sini tapi satu tahun sekali pulangnya," kata Siti.
Siti tidak memaksakan anaknya untuk mengikuti jejaknya sebagai lifter. Namun Windy sendiri yang menunjukkan ketertarikannya sehingga Siti memfasilitasi kebutuhan Windy.
"Sejak usia SD, dia mulai kenal, angkat paralon. Kelas 6 sudah Porda dapat medali emas. Cita-citanya tidak tahu, tapi diarahkan karena punya keinginan. Orang tua hanya mendukung," kata Siti.