Selasa 27 Jul 2021 16:38 WIB

Moderna Libatkan 7.000 Anak dalam Uji Coba Vaksin Covid-19

Moderna mempelajari lebih lanjut penggunaan vaksin Covid-19-nya pada anak.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 Moderna. Pengembang vaksin yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat ini akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 buatannya bagi anak-anak.
Foto: AP
Vaksin Covid-19 Moderna. Pengembang vaksin yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat ini akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 buatannya bagi anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Perusahaan pengembang vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19), Moderna, akan melakukan studi dalam skala lebih luas kepada anak-anak. Dengan begitu, efek samping langka vaksin mRNA-nya mungkin dapat diketahui lebih baik.

Di antara efek samping langka yang sejauh ini diketahui dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan Moderna adalah jenis peradangan jantung. Perusahaan itu mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Food and Drug Administration (FDA) untuk mendaftarkan lebih banyak peserta studi di bawah usia 12 tahun.

Baca Juga

Moderna bermaksud menguji vaksin pada sekitar 7.000 anak, dengan beberapa di antaranya berusia enam bulan. Perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat ini mengatakan melalui e-mail bahwa pihaknya belum memutuskan berapa banyak anak yang akan ditambahkan dalam uji coba.

Pengumuman studi lebih lanjut Moderna datang ketika jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat meningkat, namun di saat bersamaan, sekolah-sekolah akan kembali dibuka untuk kegiatan belajar langsung. Pihak berwenang masih terus meninjau efek samping peradangan jantung yang langka (miokarditis), yang dilaporkan pada sejumlah kecil remaja setelah mendapatkan vaksinasi dengan Moderna maupun Pfizer.

Sementara itu, Pfizer yang bekerja sama dengan BioNTech sebagai perusahaan pengembang vaksin Covid-19 lainnya mengatakan pihaknya akan membuat perubahan pada pengujian vaksin anak-anak. Pengujian dilakukan terhadap hingga 4.500 anak di Amerika Serikat dan Eropa.

FDA mengatakan bekerja sama untuk memastikan jumlah peserta dalam uji klinis memiliki ukuran yang memadai untuk mendeteksi keamanan vaksin. Sejauh ini, pejabat Amerika Serikat dan ahli medis independen mengatakan manfaat vaksin jauh lebih besar daripada risiko efek samping, yang telah dilaporkan pada beberapa ratus orang di bawah 30 tahun.

Tetapi masalah keamanan vaksin apa pun dapat memperlambat tingkat vaksinasi, terutama di antara orang tua yang waspada terhadap risiko kesehatan apapun dengan anak-anak mereka. Saat ini, Pfizer menjadi satu-satunya vaksin di AS yang diizinkan untuk digunakan oleh anak-anak berusia 12 tahun ke atas.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement