Rabu 28 Jul 2021 01:40 WIB

Bappenas: 6 Faktor Utama Pendorong Transformasi Ekonomi RI

Ekonomi hijau salah satu yang akan dikembangkan di Indonesia.

Red: Nidia Zuraya
Ekonomi Indonesia/Ilustrasi
Ekonomi Indonesia/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Arifin Rudiyanto memaparkan setidaknya terdapat enam faktor utama pendorong transformasi ekonomi Indonesia."Kami menggunakan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai instrumen utama dalam seluruh strategi menuju transformasi ekonomi ini," kata Arifin dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (27/7).

Ia menyebutkan, keenam faktor pendorong yang dimaksud yakni sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing, produktivitas sektor ekonomi, pengembangan ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi daerah, dan pemindahan ibu kota negara (IKN).

Indikator SDM berdaya saing terdiri dari sistem kesehatan, pendidikan (sistem pendidikan dan pendidikan karakter), serta riset dan inovasi, yang seluruhnya mendukung SDGs nomor 1, 2, 3, dan 4. Kemudian, produktivitas ekonomi meliputi industrialisasi, produktivitas UMKM, dan modernisasi pertanian yang mendukung SDGs nomor 2, 8, dan 12.

Faktor ekonomi hijau terdiri dari ekonomi rendah karbon, blue economy, dan transisi energi yang didukung SDGs nomor 6, 7, 14, serta 15. Ia melanjutkan, transformasi digital mencakup infrastruktur digital, pemanfaatan digital, dan penguatan enabler yang berdasarkan SDGs nomor 9 dan 17.

Indikator integrasi ekonomi daerah terdiri atas infrastruktur konektivitas yakni superhub, hubungan laut, dan hubungan udara, serta domestic value chain yang didukung SDGs nomor 9. Terakhir, pemindahan IKN meliputi sumber pertumbuhan baru dan menyeimbangkan ekonomi antar wilayah yang mendukung SDGs nomor 10 dan 11.

"Intinya adalah kita melaksanakan SDgs sekaligus transformasi ekonomi, yang disertai juga dengan perbaikan enabling environment seperti reformasi birokrasi, reformasi fiskal dan reformasi sektor keuangan," kata Arifin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement