Kamis 29 Jul 2021 07:04 WIB

Kemenkeu: Vaksinasi Rendah Berisiko Bagi Pemulihan Ekonomi

Pemulihan ekonomi yang tak merata akibat perbedaan situasi pandemi.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Kementerian Keuangan (ilustrasi). Kementerian Keuangan menyatakan, lambatnya vaksinasi memicu risiko pemulihan ekonomi.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Logo Kementerian Keuangan (ilustrasi). Kementerian Keuangan menyatakan, lambatnya vaksinasi memicu risiko pemulihan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan menyatakan tingkat vaksinasi Covid-19 yang relatif rendah di negara berkembang berpotensi memberikan risiko kerentanan terhadap kesinambungan pemulihan ekonomi ke depan. Hal ini memberikan ketidakpastian yang sangat tinggi terhadap ekonomi. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pemulihan ekonomi yang terjadi secara tidak merata (uneven recovery) antara lain disebabkan oleh perbedaan situasi pandemi Covid-19, kecepatan vaksinasi, dan dukungan stimulus ekonomi. 

Baca Juga

"Kita belajar bahwa akselerasi vaksinasi menjadi salah satu kunci utama pengendalian kasus," ujar Febrio dalam keterangan resmi, Rabu (28/7).

Menurutnya, banyak negara berkembang yang mengalami penurunan proyeksi terutama akibat pemberlakuan restriksi lebih ketat di tengah penyebaran varian Delta. Adapun beberapa negara yang mendapat revisi ke bawah antara lain India turun tiga persen dari proyeksi awal, Malaysia turun 1,8 persen dari proyeksi awal, Filipina turun 1,5 persen dari proyeksi awal, Thailand turun 0,5 persen dari proyeksi awal.

"Sedangkan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun ini diproyeksikan oleh IMF turun 0,4 persen menjadi 3,9 persen dari sebelumnya 4,3 persen," ungkap Febrio.

Dari sisi lain, kelompok negara maju mengalami kenaikan proyeksi sejalan dengan perluasan pelonggaran kegiatan perekonomian, jangkauan vaksinasi yang tinggi, serta stimulus yang masif. Sebagai contoh, proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat naik 0,6 persen dari proyeksi awal, Zona Eropa naik 0,2 persen dari proyeksi awal, dan Korea Selatan naik 0,7 persen dari proyeksi awal.

Febrio menuturkan, level global terutama para pimpinan dunia seperti dalam forum G20 menggunakan seluruh upaya untuk mengatasi eskalasi gelombang baru Covid-19 akibat varian Delta. Hal tersebut dilakukan dengan menjamin akses vaksin yang merata ke seluruh negara serta memastikan ketersediaan dana untuk memberikan stimulus baik di bidang kesehatan maupun perlindungan sosial.

"Indonesia menargetkan untuk mendorong vaksinasi harian di tingkat 1,5 juta dosis dan akan terus ditingkatkan secara gradual," ucapnya.

Per 27 Juli 2021, total kumulatif vaksin yang telah diberikan pada masyarakat mencapai 63,94 juta dosis. Pemerintah turut memastikan jumlah vaksin terus tersedia agar percepatan vaksinasi dapat dilaksanakan sesuai target.

Tak hanya itu, pemerintah juga memutuskan untuk memperpanjang PPKM Level 4 hingga 2 Agustus 2021 untuk mengendalikan pandemi yang saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan kasus. Melalui kebijakan pengetatan dan berbagai upaya bidang kesehatan, pemerintag berharap dapat mengatasi lonjakan pandemi sehingga proses pemulihan ekonomi dapat berjalan dengan baik.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement