Jumat 30 Jul 2021 08:32 WIB

Pengungsi Suriah Bertahan Hidup di Tenda dalam Suhu Tinggi

Suhu di atas rata-rata secara negatif mempengaruhi kesehatan pengungsi di kamp Suriah

Red: Nur Aini
Warga sipil yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di barat laut Suriah berjuang dengan suhu di atas rata-rata di tenda-tenda darurat.
Warga sipil yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di barat laut Suriah berjuang dengan suhu di atas rata-rata di tenda-tenda darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Warga sipil yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di barat laut Suriah berjuang dengan suhu di atas rata-rata di tenda-tenda darurat.

Ratusan ribu warga sipil mengungsi di provinsi Idlib akibat serangan rezim Assad, suhu yang melebihi 40 derajat di sana membuat kehidupan terganggu. Perempuan dan anak-anak yang tinggal di tenda merasakan penderitaan.

Baca Juga

Dr. Ammar Rahhal dari Rumah Sakit Ibnu Sina di Idlib mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa suhu di atas rata-rata mempengaruhi secara negatif kesehatan warga sipil yang tinggal di tenda. Rahhal mengatakan kebanyakan anak-anak bermain di luar antara pukul 11.00 hingga 13.00, mereka terkena sengatan matahari, dan banyak yang dirawat di rumah sakit.

'Sehari di tenda seperti setahun'

Yahya Uayyid, yang dipindahkan secara paksa oleh rezim Assad dari pedesaan selatan Aleppo dan menetap di sebuah kamp di Idlib, mengatakan, “Tenda tidak melindungi orang dari panasnya musim panas maupun dari dinginnya musim dingin. Sehari di tenda seperti setahun."

Ayah tiga anak, Uayyid mengatakan mereka terus mengangkut anak-anak yang terkena panas terik ke rumah sakit, dia berharap mereka akan kembali ke rumah mereka sesegera mungkin.

Fatma Zein Ali, yang bermigrasi dari pedesaan selatan Aleppo, mengatakan dia membawa anak-anaknya ke rumah sakit berkali-kali karena sengatan matahari. Idlib berada dalam zona de-eskalasi yang dibuat berdasarkan perjanjian antara Turki dan Rusia pada Maret 2020. Namun, rezim Suriah secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, sering meluncurkan serangan di dalam zona de-eskalasi.

Suriah dilanda perang saudara yang kejam sejak awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga. Selama dekade terakhir, sekitar setengah juta orang telah terbunuh dan lebih dari 12 juta orang harus meninggalkan rumah mereka.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/pengungsi-suriah-di-idlib-bertahan-hidup-di-tenda-dalam-kondisi-suhu-tinggi/2318701
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement