REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar jumlah testing, tracing, dan treatment (3T) di Provinsi Bali ditingkatkan. Ini karena angka positivety rate di Bali masih tinggi mencapai 38,3 persen.
Jumlah ini kata Ma'ruf, jauh di atas standar WHO sebanyak 5 persen. "Jumlah testing di Provinsi Bali memang sudah diatas standar WHO 1000 tes per 1 juta penduduk dalam satu minggu, tapi yang menjadi masalah positivity rate itu di Bali masih sangat jauh di atas standar WHO yaitu yaitu 5 persen positivity rate di Bali di 38,3 persen jadi masih masih tinggi," kata Wapres saat rapat koordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di wilayah Bali dalam video yang dibagikan Sekretaris Wakil Presiden, Jumat (30/7).
Wapres menilai, angka testing di tiap daerah perlu disesuaikan dengan instruksi Menteri Dalam Negeri, yakni apabila posititivy ratenya suatu daerah di atas 25 persen maka jumlah tes perlu ditingkatkan menjadi 15 ribu per satu juta penduduk.
"Positivity rate yang masih cukup tinggi, ini perlu saya kira memperkuat testing dan utamanya tracing, supaya ditingkatkan sampai ke 1:15. dan juga sesuai edaran Mendagri dan arahan dari Menkes," katanya.
Selain itu, Wapres juga meminta antisipasi penanganan ketersediaan tempat tidur (BOR) untuk pasien Covid-19 di Bali. Hal ini karena peningkatan kasus di Bali membuat angka BOR terus meningkat.
Ia menyebut, angka BOR di semua kabupaten Bali, kecuali Bangli melebihi 70 persen. "Kecuali Kabupaten Bangli saya lihat Kabupaten Bangli memang ini BOR nya itu masih rendah, kemudian angka bor di semua kabupaten melebihi 70 persen, ya. Bahkan ada yang sampai 94 persen seperti di Buleleng saya lihat," katanya
Sementara, Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster meminta Wapres untuk mendorong penambahan tempat tidur di rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Bali dipercepat. Dalam rapat dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Wayan Koster mengungkap Pemerintah Provinsi Bali telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) untuk menambahkan tempat tidur di Rumah Sakit.
“Mohon Bapak Wapres kiranya dorong Bapak Menteri PUPERA supaya melakukan percepatan penambahan tempat tidur di Provinsi Bali,” kata Koster.
Wayan Koster mengatakan ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Bali memang masih mencukupi. Namun demikian, penambahan tetap diperlukam sebagai antisipasi peningkatan kasus aktif di Bali. Sebab, penularan Covid-19 di Bali masih terus terjadi dan saat ini mayoritas merupakan klaster rumah tangga.
Hal serupa disampaikan, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono yang menilai untuk treatment penanganan Covid-19 di Bali, BOR atau keterisian tempat tidur masih masuk kategori sedang. Namun menurutnya, jumlah ini sudah cukup melandai, kemudian penaikan kapasitas tempat tidur juga perlu untuk dilakukan.
“Treatmentnya berdasarkan atas BOR masih masuk kategori sedang, yaitu dengan BOR rata-rata 76,75 persen ini sudah mulai agak sedikit melandai dibandingkan beberapa waktu yang lalu yang meningkat,” katanya.
“Ada 2.312 kapasitas tempat tidur yang tersedia, untuk tempat tidur isolasi, yang sudah terpakai 1.787, jadi kira-kira masih ada 600 bed tempat tidur lagi yang bisa dinaikan kapasitasnya untuk mengisi kalau ada pasien yang ingin masuk di tempat isolasi,” katanya.