REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Tunisia Kais Saied berjanji dirinya tidak akan menjadi diktator.Saied juga menolak tuduhan telah melakukan kudeta setelah membekukan pemerintah pekan ini.
Tunisia terjerembab ke dalam krisis politik setelah Presiden Saied memecat perdana menteri (PM) dan membekukan parlemen selama 30 hari.Akibat tindakannya itu, partai-partai besar Tunisia menuduh Saied melakukan kudeta.
Dia belum mengambil langkah-langkah penting untuk meyakinkan rakyat Tunisia seperti menunjuk PM sementara dan menyusun peta jalan (roadmap) untuk mengakhiri tindakan-tindakan darurat.
"Saya tahu isi konstitusi dengan sangat baik, menghormatinya dan mengajarkannya, dan setelah semua ini saya tidak akan berubah jadi diktator seperti dikatakan sejumlah orang," kata kantor kepresidenan mengutip Saied, mantan profesor hukum.