REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, Badan Intelijen Negara (BIN) kembali melanjutkan kegiatan vaksinasi di lingkungan pesantren dan sekolah serta door to door kepada masyarakat di wilayah Tangerang-Banten, Bekasi-Jabar, dan Trenggalek-Jatim dengan total 7.000 vaksinasi serta penyaluran 7.000 bansos sembako dan vitamin.
Untuk tiga titik di Pondok Cabe, Tangerang Selatan adalah Ponpes Ummul Qura dan Yayasan Hasah Kebajikan, Door to Door vaksinasi dan bansos di Gg Lengkeng Rt 04 Rw 04 dan Gg Lengkeng Rt 03 Rw 04.
”Vaksinasi akan terus menerus kita lakukan. Sejalan dengan program pemerintah dan kita akan terus dukung dalam percepatan vaksinasi covid-19 yang bertujuan untuk kesehatan dan keselamatan warga masyarakat,” ujar Kepala BIN, Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan Ahad (1/8).
Sementara itu, menurut data satgas penanganan Covid-19 pada 16 Juli 2021 lalu mencatat, ada 12,8 persen atau sekitar 351.336 kasus positif covid-19 terjadi pada usia anak usia 0 – 18 tahun. Lebih mengkhawatirkan lagi adalah, korban anak meninggal karena covid-19 mencapai 777 orang.
Anak menjadi salah satu spreader (penularan) di klaster keluarga yang berkontribusi 85 persen dari total kasus positif di Indonesia. Kepala BIN menambahkan, penularan Covid-19 di kalangan pelajar cenderung naik.
“Anak-anak kasus positif yang tertular meningkat, sehingga BIN fokus pada pelajar SMP - SMA dan para santri, karena mereka adalah generasi yang harus diselamatkan sebagai penerus bangsa,” ungkapnya.
Ia menyampaikan masyarakat untuk tidak khawatir karena vaksinasi yang digunakan saat ini aman, halal dan dijamin oleh pemerintah. Terlebih mayoritas masyarakat sudah banyak yang sadar akan pentingnya vaksin. Dengan diselenggarakannya vaksinasi tersebut diharapkan terciptanya kekebalan kelompok atau herd immunity sehingga terlindung dari virus corona.
Ia berharap vaksinasi massal dan Door to Door ini memicu semangat warga, yang tadinya kurang paham, takut, salah informasi, cemas atas vaksinasi, bisa berubah pikiran dan tergerak untuk ikut vaksinasi. “Dengan vaksinasi memang bukan berarti tidak terkena Covid-19. Namun, ketika terkena, gejalanya lebih ringan dibanding jika tidak divaksinasi. Jadi, tubuh lebih kebal,” ujarnya.
Ketika penularan Covid-19 dapat dikendalikan dan masyarakat telah beradaptasi dengan prokes 5 M, maka proses belajar mengajar baik tatap muka atau dikombinasi dengan sistem belajar online dapat segera diterapkan.
“Tentunya prorgam vaksinasi ini dilandaskan pada pendekatan ilmiah, kemanjuran dan keamanan telah melewati berbagai jenis uji. Karena itu diharapkan mampu memutus mata rantai penularan, memperkecil risiko klaster keluarga, dan mengurangi risiko fatal (kematian) jika terinfeksi Covid-19,” paparnya.
Para orang tua dan pelajar SMP-SMA dan santri tidak perlu takut dan khawatir dengan berbagai berita hoax fake news yang beredar di dunia maya. Vaksin tidak hanya menyelamatkan diri sendiri tetapi orang lain. Apalagi saat ini belum ada jenis proteksi lain dalam menghadapi Covid-19 sebaik yang diberikan vaksin.
Vaksinasi secara massal dan Door to Door yang dilakukan BIN merupakan salah satu upaya akselerasi program vaksinasi 3 juta dosis per hari. Sehingga target herd immunity mencapai 70 persen pada akhir tahun 2021.
"Door to Door vaksin yang dilakukan BIN mengadopsi metode vaksinasi yang digunakan beberapa negara seperti Afrika, Eropa, Filipina, Amerika Serikat, dan India. Ini merupakan solusi yang efektif dan efisien yang dapat membantu menekan laju penyebaran Covid-19," katanya.