Jumat 06 Aug 2021 01:30 WIB

Vaksinolog Ungkap Alasan Sudah Divaksin Tetap Tertular Covid

Vaksinolog menyebut kekebalan usai divaksin kedua butuh waktu untuk bentuk antibodi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pria menerima dosis vaksin COVID-19 selama vaksinasi massal.  Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak Januari 2021 lalu namun banyak orang yang sudah divaksin terpapar virus. Vaksinolog Dirga Sakti Rambe menjelaskan, meski vaksinasi Covid-19 telah dilakukan tidak menjamin bebas dari penularan Covid-19.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang pria menerima dosis vaksin COVID-19 selama vaksinasi massal. Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak Januari 2021 lalu namun banyak orang yang sudah divaksin terpapar virus. Vaksinolog Dirga Sakti Rambe menjelaskan, meski vaksinasi Covid-19 telah dilakukan tidak menjamin bebas dari penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak Januari 2021 lalu namun banyak orang yang sudah divaksin terpapar virus. Vaksinolog Dirga Sakti Rambe menjelaskan, meski vaksinasi Covid-19 telah dilakukan tidak menjamin bebas dari penularan Covid-19. Menurut Dirga, ada beberapa sebab mengapa seseorang yang sudah divaksin Covid-19 namun masih terpapar virus ini.

"Pertama paparan virus besar sekali, jadi antibodi kita tidak cukup kuat untuk menahan. Atau kedua yaitu orang yang sudah divaksin kan tidak langsung kebal," katanya saat berbicara di konferensi virtual FMB9, bertema Kejar Vaksinasi Demi Indonesia Lebih Sehat, Kamis (5/8).

Artinya, dia menambahkan, seseorang bukan langsung mendapatkan kekebalan tubuh sesaat setelah divaksin. Ia menjelaskan, seseorang akan memiliki kekebalan dua hingga empat pekan setelah menerima vaksinasi Covid-19 yang kedua.

Namun, ia mengingatkan sekarang Indonesia menghadapi varian baru virus delta  yang membuat efektivitas semua vaksin terdampak mutasi virus ini.

"Tetapi vaksinnya masih efektif terutama mencegah Covid-19 berat. Jadi, orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid-19, tetapi karena sudah memiliki antibodi maka kemungkinan untuk mengalami Covid-19 berat itu kecil," ujarnya. Artinya, dia melanjutkan, walaupun terinfeksi Covid-19, gejala yang dialami sifatnya ringan dan bisa isolasi mandiri.

Ia tidak sampai masuk ruang ICU, sampai memakai ventilator, hingga mencegah kematian akibat Covid-19. Oleh karena itu, ia mengingatkan orang yang sudah divaksin lengkap harus tetap melakukan protokol kesehatan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan menghindari mobilitas supaya proteksinya tetap maksimal. Terkait penyintas Covid-19 yang terpapar virus ini, Dirga mengutip bunyi regulasi negara ini yang menyatakan seseorang bisa mendapatkan vaksin setelah tiga bulan. 

"Setelah orang itu sembuh dari Covid-19 maka bisa divaksin Covid-19 kalau dia belum divaksin atau melanjutkan mendapatkan dosis kedua," ujarnya.

Sebab, ia menyebutkan dalam beberapa kasus terungkap seseorang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama kemudian terinfeksi Covid-19. Dirga melanjutkan, vaksinasi dosis kedua bisa dilanjutkan setelah tiga bulan pasca dinyatakan sembuh. 

"Jadi bukan mengulang vaksin. Secara resmi sebaiknya kita ikuti saja bahwa para penyintas Covid-19 bisa divaksin setelah tiga bulan dinyatakan sembuh (dari Covid-19)," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement