Rabu 11 Aug 2021 16:17 WIB

Masyarakat tak Perlu Khawatir Terlambat Vaksin Dosis Kedua

Kemenkes menyebut, ada proses yang perlu dilakukan sebelum vaksin sampai ke masyarat.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi agar masyarakat menerima setidaknya dosis pertama. Hingga Selasa (10/8), vaksinasi dosis pertama mencapai 52 juta orang, dan vaksinasi dosis kedua mencapai 25,5 juta orang. Angka itu ditambah tenaga kesehatan (nakes) yang

sudah mendapatkan 112 ribu dosis ketiga.

Antusiasme masyarakat yang tinggi, sementara vaksin yang datang secara bertahap dan membutuhkan proses lanjutan sebelum didistribusikan. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi

menuturkan, ada berbagai proses yang perlu dilakukan sebelum vaksin dapat sampai ke masyarakat.

"Ada proses karantina, lalu kontrol kualitas vaksin, hingga dikeluarkannya lot vaksin dari Badan POM, untuk memastikan keamanan dan kualitas vaksin supaya tidak menjadi masalah, sementara antusiasme masyarakat tinggi. Kita perlu berhitung secara cermat, khususnya di pemerintah daerah, untuk mengalokasikan berapa dosis satu dan dosis dua," ujar Nadia di Jakarta, Selasa (10/8).

Nadia berpesan, mekanisme alokasi vaksinasi perlu dilihat dan diperhitungkan

secara jeli. Hal itu mengingat vaksin diterima secara bertahap. "Kita akan terus menerima suplai vaksin dari produsen hingga memenuhi kebutuhan 426 juta dosis vaksin. Tapi ingat, kita tidak menerimanya dalam satu waktu sekaligus,” kata Nadia.

Masyarakat pun diimbau tidak perlu khawatir apabila saat ini sedikit terlambat

menerima vaksinasi dosis kedua. Vaksinolog Dirga Sakti Rambe, menerangkan, masyarakat perlu menyadari situasi saat ini.

"Sekarang stok vaksin Covid-19 tidak banyak dan datang secara bertahap. Kondisi inilah yang membuat pemerintah memprioritaskan vaksinasi dosis pertama terlebih dahulu. Dengan vaksinasi dosis pertama, diharapkan seseorang sudah punya antibodi walau belum optimal," terang Dirga.

Dalam sudut pandang keilmuan, Dirga mencoba memberikan pengertian, apa yang dilakukan pemerintah saat ini agar di kalangan masyarakat tercipta perlindungan di level tertentu, meski belum mendapat vaksinasi lengkap dua kali. Setelah itu, sambung dia, secara bertahap sesuai dengan ketersediaan vaksin, barulah dilengkapi dengan vaksin dosis kedua.

"Tentunya ini berpengaruh terhadap proteksi yang ditimbulkan antibodi tubuh, karena seseorang akan terlindungi secara menyeluruh ketika sudah lengkap mendapatkan vaksin," terang Dirga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement