Jumat 20 Aug 2021 20:21 WIB

Putra Komandan Panjshir Minta Senjata AS untuk Lawan Taliban

Ahmad Massoud siap mengikuti jejak ayahnya untuk melawan Taliban.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Milisi Taliban berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021. Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan pada hari Kamis dengan menyatakan mereka mengalahkan Amerika Serikat
Foto: AP/Rahmat Gul
Milisi Taliban berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021. Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan pada hari Kamis dengan menyatakan mereka mengalahkan Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemuka Panjshir, Ahmad Massoud mengatakan, bahwa dia memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan kepada Taliban. Dia juga meminta Amerika Serikat (AS) memasok senjata dan amunisi kepada kelompoknya.

Ahmad Massoud, putra mendiang komandan perang Ahmad Shah Massoud mengatakan, bahwa para milisinya siap untuk konflik yang akan datang, namun tetap membutuhkan bantuan Amerika.  Dalam artikel yang diterubitkan The Washington Post, Ahmad Massoud juga mengatakan, bahwa AS masih bisa menjadi gudang senjata demokrasi yang hebat dengan mendukung para milisinya.

Baca Juga

"Saya menulis dari Lembah Panjshir hari ini, siap mengikuti jejak ayah saya, dengan pejuang mujahidin yang siap sekali lagi menghadapi Taliban," katanya seperti dikutip laman France 24, Jumat (20/8).

Sang ayah, Ahmad Shah Massoud dikenal sebagai Singa Panjshir yang memimpin perlawanan terkuat melawan Taliban dari bentengnya di lembah timur laut Kabul hingga pembunuhannya pada 2001. Terkenal karena pertahanan alaminya, benteng yang terselip di pegunungan Hindu Kush tidak pernah jatuh ke tangan Taliban selama perang saudara 1990-an. Benteng itu juga tidak ditaklukkan oleh Soviet satu dekade sebelumnya.

Kini, tempat itu menjadi pertahanan terakhir Afghanistan yang tersisa. Berharap untuk mengikuti jejak ayahnya, Massoud mengatakan dia telah bergabung dengan mantan anggota pasukan khusus negara dan tentara Afghanistan.

Foto-foto terbaru di media sosial menunjukkan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh bertemu dengan Massoud. Keduanya terlihat tengah menyusun strategi dari gerakan gerilya untuk menghadapi Taliban.

"Tetapi kami membutuhkan lebih banyak senjata, lebih banyak amunisi, dan lebih banyak persediaan," kata Massoud. Puluhan ribu orang telah mencoba melarikan diri dari Afghanistan sejak milisi Islam garis keras itu menduduki ibukota Kabul, Ahad lalu.

Penguasaan Taliban yang kilat ini mengejutkan pasukan pemerintah dan mengakhiri perang dua dekade. Hampir 6.000 orang termasuk warga negara AS dan Afghanistan  telah dievakuasi oleh militer AS. Pemerintah Afghanistan mendesak Taliban untuk mengizinkan jalan yang aman bagi orang-orang untuk melarikan diri.

Sementara itu, Massoud mengatakan Taliban menimbulkan ancaman di luar perbatasan Afghanistan. "Di bawah kendali Taliban, Afghanistan tanpa diragukan lagi akan menjadi titik nol terorisme Islam radikal, plot melawan demokrasi akan ditetaskan di sini sekali lagi," ujarnya.

Sejak pengambilalihan mereka, Taliban telah memamerkan simpanan besar senjata, peralatan, dan amunisi yang mereka sita dari pasukan Afghanistan, sebagian besar dipasok oleh AS. Foto-foto di media sosial menunjukkan milisi Taliban membawa senapan serbu M4 dan M18, senjata penembak jitu M24, dan berkeliling di Humvee AS yang ikonik. Penyitaan telah meningkatkan kritik terhadap penarikan tergesa-gesa Presiden Joe Biden.

Massoud mengatakan bahwa, setelah 20 tahun, AS dan Afghanistan telah berbagi "cita-cita dan perjuangan" dan dia meminta Washington untuk terus mendukung tujuan kebebasan daripada menyerahkan orang Afghanistan kepada Taliban. "Anda (AS) adalah satu-satunya harapan kami yang tersisa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement