Senin 23 Aug 2021 15:07 WIB

KSAL Ajak Pimpinan Angkatan Laut AS-Cina Jaga Situasi LCS

TNI AL mengaku sering bertemu angkatan laut negara lain saat patroli di LCS.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus raharjo
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan sambutan saat pembukaan 4th International Maritime Security Symposium (IMSS) di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Senin (23/8/2021). Simposium Keamanan Maritim Internasional yang keempat tersebut diikuti sebanyak 54 perwakilan Angkatan Laut (AL) dari berbagai negara, 36 atase pertahanan hadir secara fisik dan 16 Kepala Staf Angkatan Laut negara sahabat melalui daring guna mengeksplorasi perkembangan terhadap tantangan ketertiban di laut dalam membangun kerangka kerja sama keamanan maritim multilateral.
Foto: ANTARA/M RISYAL HIDAYAT
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan sambutan saat pembukaan 4th International Maritime Security Symposium (IMSS) di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Senin (23/8/2021). Simposium Keamanan Maritim Internasional yang keempat tersebut diikuti sebanyak 54 perwakilan Angkatan Laut (AL) dari berbagai negara, 36 atase pertahanan hadir secara fisik dan 16 Kepala Staf Angkatan Laut negara sahabat melalui daring guna mengeksplorasi perkembangan terhadap tantangan ketertiban di laut dalam membangun kerangka kerja sama keamanan maritim multilateral.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, membuka "4th International Maritime Security Symposium" (IMSS). Dalam kegiatan tersebut akan dibahas mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi di lautan, termasuk membahas soal situasi di Laut China Selatan (LCS).

"Kita sudah sepakat, kita sudah sepakat untuk menjaga stabilitas LCS. Jadi jangan LCS ini dibuat sesuatu yang menakutkan. Tidak," ujar Yudo usai membuka IMSS di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Senin (23/8).

Dia menjelaskan, TNI AL setiap hari berpatroli di area tersebut. Menurut Yudo, dalam patroli-patroli yang dilakukan itu TNI AL bertemu dengan negara-negara yang tengah berlatih maupun negara-negara yang sedang melakukan pelayaran navigasi.

"Sering kita ajak latihan bersama. Saya sudah sepakat dengan KSAL AS, dengan KSAL Cina saya sudah berbicara, juga KSAL-KSAL ASEAN. Saya ajak mereka untuk semua dan sepakat untuk menjaga stabilitas khususnya di LCS," ujar dia.

Yudo menambahkan, apa yang dibahas di dalam IMSS kali ini tidak hanya soal LCS saja, tetapi juga persoalan di wilayah-wilayah lautan di negara lain yang berpotensi terjadi konflik. Forum dilaksanakan sebagai sarana untuk berkoordinasi dan berkomunikasi agar konflik yang tak diinginkan terjadi.

"Sehingga tidak terjadi konflik dan bisa dikoordinasikan dan dikomunikasikan. Nyatanya pada saat ini dihadiri oleh 22 KSAL. Harapan saya semua KSAL di semua negara sepakat untuk menjaga stabilitas keamanan di wilayah laut negara ini," tegas dia.

Yudo berharap melalui forum IMSS, para pimpinan angkatan laut dapat berkoordinasi dengan para komandan di lapangan agar lebih memahami tugasnya dengan baik. Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik, benturan di lapangan dapat dicegah. "Sehingga mereka paham dengan tugasnya dan lebih pada meningkatkan koordinasi dan komunikasi sehingga dengan diplomasi seperti ini tidak terjadi clash di laut," jelas dia.

Pada pembukaan IMSS kali ini Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, memberikan sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Staf Umum TNI. Hadi menyampaikan, isu keamanan maritim menjadi isu yang sangat penting dalam beberapa dekade terakhir, terlebih di masa pandemi Covid-19.

"Sektor keamanan maritim menjadi fokus perhatian untuk dijaga kestabilannya. Hal ini disebabkan stabilitas keamanan maritim mampu mempengaruhi kondisi perekonomian, politik, serta keamanan suatu negara," kata Hadi.

Menurut Hadi, tantangan di bidang maritim ke depan akan semakin kompleks dan dinamis. Dia mengatakan, tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi sendiri tantangan-tantangan yang ada tersebut dalam rangka melindungi dan memanfaatkan kepentingan nasionalnya.

"Oleh karena itu pendekatan kerja sama menjadi salah satu kunci penting. Di samping itu globalisasi saat ini telah mendorong terjalinnya kemitraan global yang lebih menguntungkan antar negara-negara kawasan bahkan di luar kawasan," jelas dia.

Dia berharap simposiun internasional kali ini dapat menimbulkan kontribusi dari seluruh peserta. Itu dapat dilakukan melalui sumbangan pemikiran terkait upaya meningkatkan keamanan maritim melalui kerja sama multilateral yang efektif sehingga mampu mendorong terwujudnya kestabilan keamanan maritim.

"Yang mengarah pada peningkatan perekonomian sekaligus peningkatan hubungan diplomatik antarnegara," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement