REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bercerita mengenai berbagai stereotip terhadap orang Madura yang sering muncul dan menjadi bahan candaan dalam perbincangan."Dulu dikesankan kalau orang Madura itu terbelakang tetapi sekarang ini coba dilihat banyak orang hebat-hebat. Ini berkah dari Indonesia Merdeka," kata Mahfud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (29/8).
Mahfud menghadiri silaturahim virtual dengan "taretan" Madura sedunia, Sabtu bertema "nyambung taresna masettong se tapesa" (menyambung silaturahim menyatukan yang terpisah).Dalam dialog yang berlangsung hangat dan kekeluargaan itu, Mahfud menceritakan saat menjadi Menteri Pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur hingga menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi, dirinya sering mendengar sebutan tukang sate dan penjual besi tua.
"Waktu saya jadi Menhan, ada gurauan begini "Pak Mahfud itu dari mana? Lalu ada yang berteriak di belakang, sate! Mengesankan kalau orang Madura itu tukang sate. Ada juga yang bilang begini "kalau mau tanya Pak Mahfud orang mana, lempar saja kaleng bekas di belakangnya, kalau bunyi klontang pasti dia menoleh". Mengesankan orang Madura penjual besi tua," kata Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud juga bercerita soal ilmu. Ia mengatakan bahwa sekolah adalah pintu ilmu.Ia mengatakan meskipun mengalami berbagai kesulitan, namun ayahnya bertekad agar anak-anaknya harus mengenyam pendidikan yang layak."Ayah tidak lulus SD tetapi ketika Indonesia merdeka, dia katakan anak saya harus sekolah. Nah, sekolah itulah yang menjadi pintu ilmu dalam keadaan serba sulit saya dan saudara-saudara saya sekolah," ucap Mahfud.