REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai fasilitas telah diterima anggota DPR RI. Pasca-keinginannya untuk bisa dirawat di hotel bagi anggota dewan yang terpapar Covid-19, kini lembaga tinggi negara itu kembali menuai kritik. Penyebabnya, DPR RI menganggarkan dana untuk pengadaan multivitamin senilai Rp 2,096 miliar.
Dikutip dari laman lpse.dpr.go.id, Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI menganggarkan, dana untuk pengadaan multivitamin sebesar Rp 2.096.080.000. Anggota DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Saifullah Tamliha pun melontarkan kritik pengadaan untuk multivitamin anggota dewan sebesar Rp 2,096 miliar.
Menurutnya, sebaiknya pengadaan tersebut dibatalkan saja. "Ya dibatalkan, apa sih susahnya membatalkan, membuat citra DPR buruk saja," ujar Tamlihan di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/9).
Menurutnya, anggota DPR sepertinya bisa membeli sendiri vitamin untuk konsumsi pribadi. Anggaran multivitami untuk anggota DPR dinilainya merupakan hal kecil yang sebaiknya dibatalkan.
"Kita kan beli sendiri, saya vitamin D beli sendiri, kemudian apalagi tuh, (vitamin) ya kan bekas Covid. Anggaran yang ecek-ecek begitu tidak perlu," ujar Ketua DPP PPP itu.
"Nilai pagu paket Rp 2.096.080.000. Nilai HPS (harga perkiraan sendiri) Rp2.074.950.955," tulis informasi di situs lpse.dpr.go.id.
Pengadaan multivitamin tersebut terdaftar dengan nomor tender 685087. Dalam situs tersebut tertera bahwa pengadaan mulitivitamin tersebut bersumber dari dana APBN.
Sistem pengadaan multivitamin ini adalah tender cepat harga terendah sistem gugur. Tender pengadaan telah selesai dan dimenangkan PT Chemipharma Julien Djonelida.