REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Setelah beberapa pekan berada di Level 4 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Kota Cirebon kini menempati Level 3. Untuk itu, Pemkot Cirebon kini mengizinkan dilangsungkannya pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
Hal itu sesuai dengan Surat Edaran (SE) Walikota Cirebon No 443/SE.87-PEM tentang PPKM Level 3 Covid-19 Dalam Rangka Penanganan dan Pengendalian Penyebaran Covid-19 tertanggal 31 Agustus 2021. Dalam surat itu tertuang PTM terbatas diizinkan digelar dengan kapasitas maksimal 50 persen di setiap kelas, menjaga jarak minimal 1,5 meter dan jam sekolah paling lama hanya dua jam.
‘’Setiap sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarananya’’ kata Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, Kamis (2/9).
Untuk itu, terang Agus, pihaknya hari ini mengundang secara virtual seluruh pengelola sekolah, mulai dari tingkat SMA, SMP, SD, termasuk SD luar biasa dan PAUD serta kantor cabang dinas. Dalam kesempatan itu, pihaknya menjelaskan teknis PTM terbatas yang harus dilakukan sekolah.
Dengan ketentuan PTM terbatas, maka pembelajaran akan tetap dikombinasikan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Agus mengakui, pelaksanaan PTM terbatas akan membuat mobilitas masyarakat meningkat. Karenanya, hal itu harus mendapat perhatian.
‘’Jangan sampai membuat munculnya kasus,’’ tukas Agus.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Kota Cirebon, Kamid, menyatakan, pihaknya sudah lama menyiapkan pelaksanaan PTM. Pihaknya pun telah menyebarkan angket melalui google form untuk meminta persetujuan orang tua siswa.
‘’Sebanyak 97 persen orang tua siswa menyetujui dilaksanakannya PTM,’’ terang Kamid.
Tak hanya meminta persetujuan, lanjut Kamid, pihaknya juga telah menyampaikan sejumlah syarat yang harus dipenuhi bagi siswa yang melaksanakan PTM terbatas. Di antaranya, membawa sendiri peralatan makan dan minum. Selain itu, diharapkan para siswa menghindari penggunaan angkutan umum saat ke sekolah.
Sebelumnya, keputusan mengenai penyelenggaraan PTM terbatas juga telah disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Dedi Supandi. Dia menyatakan, PTM terbatas di Jabar akan dimulai pekan depan. Dedi mengatakan, saat ini semua daerah di Jabar berada di level 2 dan level 3 PPKM. Untuk itu, sekolah di Jabar sudah mulai bisa melakukan PTM.
‘’Kita putuskan pembelajaran tatap muka dilakukan di awal September. Jadi pekan depan sudah mulai tatap muka,’’ kata Dedi, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi pelajar di SMKN 1 Indramayu, Rabu (1/9).
Dedi mengingatkan bahwa PTM yang dimaksud adalah PTM terbatas dengan adaptasi kebiasaan baru. Di antaranya, dengan tetap memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Dedi pun mempersilakan setiap sekolah memutuskan teknis pelaksanaan PTM terbatas itu. Seperti misalnya dengan pembagian jumlah siswa, atau melalui shift, ataupun dengan pembagian kegiatan belajar per pekannya.
‘’Itu disesuaikan dengan kondisi lokal sekolah masing-masing,’’ kata Dedi.
Dedi menambahkan, sebagai salah satu bentuk persiapan pelaksanaan PTM terbatas, maka vaksinasi terhadap pelajar terus digenjot. Begitu pula dengan vaksinasi terhadap guru.
Hal itu seperti yang dilakukan Pemkot Cirebon. Sebagai bentuk persiapan PTM dan upaya mencapai target herd immunity pada akhir tahun, vaksinasi terhadap pelajar terus dilakukan. Salah satunya melalui Gebyar Vaksinasi pada 1-3 September 2021.
Kasi Surveilans dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Bastijan, menjelaskan, Gebyar Vaksinasi menyediakan 8.605 dosis vaksin Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.591 dosis vaksin diberikan untuk kegiatan vaksinasi di SMPN 1 Kota Cirebon, 2.217 dosis untuk vaksinasi di SMPN 11 Kota Cirebon, 1.797 dosis untuk vaksinasi di SMPN 8 Kota Cirebon dan 3.000 dosis untuk vaksinasi di Pelabuhan Cirebon.
Di SMPN 1 Kota Cirebon, kegiatan vaksinasi diperuntukkan bagi pelajar SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 16. Sedangkan vaksinasi di SMPN 11 Kota Cirebon, diikuti oleh pelajar SMPN 11, SMPN 12 dan SMPN 17. Untuk vaksinasi di SMPN 8 Kota Cirebon, diikuti pelajar SMPN 8, SMPN 9 dan SMPN 18.
''Vaksinnya berasal dari Dinkes, TNI dan Polri,'' tandas Bastijan.