Kamis 02 Sep 2021 20:23 WIB

Wiku: Jangan Andalkan Vaksin Sebagai Solusi Tunggal

Penanganan pandemi melalui vaksinasi harus dibarengi disiplin prokes ketat

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga dan calon penumpang bus mengikuti vaksinasi COVID-19 saat pelaksanaan Gerai Vaksin Presisi di Terminal Mengwi, Badung, Bali, Kamis (2/9/2021). Gerai Vaksin Presisi Polres Badung itu diselenggarakan sebagai salah satu upaya untuk membantu percepatan vaksinasi COVID-19 di Bali yang hingga Rabu (1/9) tercatat sebanyak 3.175.415 orang di wilayah Bali telah menerima vaksin COVID-19 tahap satu atau mencapai 105,99 persen dari target sasaran 2.996.060 orang.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Sejumlah warga dan calon penumpang bus mengikuti vaksinasi COVID-19 saat pelaksanaan Gerai Vaksin Presisi di Terminal Mengwi, Badung, Bali, Kamis (2/9/2021). Gerai Vaksin Presisi Polres Badung itu diselenggarakan sebagai salah satu upaya untuk membantu percepatan vaksinasi COVID-19 di Bali yang hingga Rabu (1/9) tercatat sebanyak 3.175.415 orang di wilayah Bali telah menerima vaksin COVID-19 tahap satu atau mencapai 105,99 persen dari target sasaran 2.996.060 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan tidak ada vaksin yang dapat menghasilkan kekebalan sempurna terhadap Covid-19. Karena itu, Wiku meminta agar tidak mengandalkan vaksin sebagai solusi tunggal dalam penanganan Covid-19.

"Sampai hari ini kenaikan kasus masih terlihat bahkan di negara-negara yang telah melakukan vaksinasi dengan cakupan di atas 60 persen seperti Israel dan Islandia," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (2/9).

Karena itu, Wiku menilai capaian vaksinasi sebaiknya melebihi 70 persen dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk. Selain itu, beberapa faktor dapat mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi yakni pemberian vaksin dengan dosis lengkap.

Sebab, kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin dapat terbentuk secara optimal apabila dosis yang diberikan sudah lengkap."Hal ini disebabkan karena setelah dosis pertama kekebalan yang ditimbulkan akan turun dan perlu untuk dilakukan booster atau dosis kedua agar kekebalan dapat terbentuk dengan optimal dan bertahan dalam waktu yang lebih panjang," kata Wiku.

Selain itu, Wiku mengatakan, penanganan pandemi melalui vaksinasi harus dibarengi disiplin protokol kesehatan yang ketat. Sebab, proteksi paling ideal dari Covid-19 yakni menjalankan disiplin protokol kesehatan secara sempurna dan upaya lainnya."Telah divaksinasi dosis penuh dan menjalani upaya 3T secara antisipatif," kata Wiku.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement