REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kasus Covid-19 di Tanah Air menunjukkan tren penurunan, penularan masih terjadi. Jika positif terinfeksi virus ini memang membutuhkan asupan makanan bergizi lebih banyak yang tinggi protein, namun cepatnya pemulihan bergantung pada kondisi masing-masing orang dan penyakit penyerta (komorbid) yang diderita.
Kepala Prodi Gizi Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta Agung Nugroho mengakui, saat dalam kondisi sakit memang membutuhkan asupan makanan yang sedikit lebih banyak. "Prinsipnya bagaimana diet gizinya tinggi protein. Namun kalau ditanya makanan supaya orang terinfeksi Covid-19 lebih cepat pulih, setiap orang punya masa pemulihan yang berbeda tergantung pada makanannya, metabolisme pasien Covid-19 itu bagaimana," ujarnya saat mengisi Diskusi Virtual Republika bersama BNPB bertema Kiat Menjaga Gizi di Masa Pandemi, Sabtu (4/9).
Tak hanya itu, ia mengingatkan kondisi kesehatan pasien Covid-19 harus dilihat seperti apa. Kalau punya komorbid seperti jantung, gula darah tinggi, asam urat maka kondisi itu harus diperhatikan dan harus hati-hati saat membuat resep makanan diet.
Ia menjelaskan, memang idealnya makanan tersebut harus memenuhi karbohidrat, kalori, protein, lemak, dan mineral. Peebanyak gizi protein dan tambah porsi lauknya. Ia meminta jangan gunakan bahan makanan dari protein hewani dan kurangi cara masak yang digoreng dan diganti dengan merebusnya.
Kemudian, lauk tersebut akan yang menyerap tubuh lebih cepat. Namun, ia mengakui pernah menemui pasien Covid-19 yang tidak memiliki selera makan ketika melihat makanan yang direbus. Agung meminta orang yang terinfeksi Covid-19 jangan hanya menuruti lidah ketika akan makan dalam kondisi sakit.
"Sebab, yang enak di mulut belum tentu baik untuk perut," katanya. Namun dalam kondisi tertentu saat terinfeksi Covid-19, ia meminta pasien Covid-19 harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter masing-masing.
Sebab, dia melanjutkan, mungkin ada beberapa jenis obat yang harus dikonsumsi. "Obat yang diberikan menyesuaikan dengan gejala yang muncul," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, pemilik label makanan sehat Dapur Ikobana sekaligus ibu rumah tangga Honesty Rasyid menambahkan, sebenarnya bentuk makanan bisa diabaikan sepanjang rasanya enak. "Tetapi bagi yang sakit (termasuk Covid-19) memang bentuk itu tetap sangat berpengaruh," ujarnya.
Ia mengakui, bentuk makanan yang kurang menarik jadi membuat orang yang tengah penyembuhan dari virus ini jadi malas untuk makan. Oleh karena itu, Honesty menyebutkan ada beberapa resep masakan yang bisa dikonsumsi orang yang terinfeksi Covid-19.
Diantaranya patin kuah kuning direbus tetapi ditambah dengan bumbu-bumbu yang terasa gurih seperti laos, kunyit, plus daun-daunan semacam kemangi, serta hiasan potongan cabai.
"Itu mengundang dan bisa membuat penderita Covid-19 sedikit bersemangat. Makanan tak monoton hanya memakan rebus-rebus saja," katanya.
Kemudian, dia menambahkan, ayam rebus rendah lemak seperti ayam pop kemjdian dibalur dengan tepung ayam dan dikukus juga bisa dicoba. Atau, dia melanjutkan, jagung sebagai sumber karbohidrat bisa disiasati menjadi makanan jagung susu keju (jasuke).
"Makanan ini kan membuat jadi bernafsu untuk mengicipinya," ujarnya.