Ahad 05 Sep 2021 17:05 WIB

Sholat Isya Menit-Menit Terakhir Jelang Subuh, Bolehkah? 

Meski sholat Isya mempunyai waktu panjang tetapi sebaiknya jangan ditunda

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Meski sholat Isya mempunyai waktu panjang tetapi sebaiknya jangan ditunda. Ilustrasi sholat Isya
Foto: Prayogi/Republika.
Meski sholat Isya mempunyai waktu panjang tetapi sebaiknya jangan ditunda. Ilustrasi sholat Isya

REPUBLIKA.CO.ID,  – Sholat Isya merupakan satu-satunya sholat dengan waktu pelaksanaan yang cukup panjang. Bagaimana penjelasannya?

Para ulama membagi waktu sholat Isya menjadi lima waktu. Pertama adalah setelah terbenamnya senja merah atau saat berakhirnya waktu Maghrib. Kedua, waktu boleh adalah waktu sejak dimulainya adzan sholat Isya. 

Baca Juga

Adapun ketiga adalah waktu wajib, yakni pada tengah malam, di mana seseorang wajib mendirikan sholat Isya. Keempat, waktu menjelang sholat Subuh.

Syariat Islam menegaskan, orang yang menunda sholat Isya hingga tengah malam tanpa alasan, maka dia seakan-akan melakukan pelanggaran terhadap perkara utama dan perbuatan ini kurang patut, dan kurang pantas menurut syariat.

Adapun kelima, adalah batas waktu terakhir sholat Isya. Memang, Rasulullah SAW bersabda bahwa waktu terakhir sholat Isya adalah tengah malam. Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, "ووقتُ صلاةِ العشاءِ إلى نِصفِ اللَّيلِ... dan waktu sholat Isya hingga tengah malam..."

Namun para ulama berbeda pendapat soal batas waktu terakhir sholat Isya. Ada dua pendapat terkuat. Pertama, ialah batas waktu terakhir sholat Isya adalah tengah malam dalam kondisi normal (tidak ada uzur/ikhtiyari). Sementara dalam kondisi darurat batas akhirnya bisa sampai munculnya fajar kadzib atau menit-menit akhir jelang Subuh. Hal ini didasarkan pada riwayat Imam Ahmad, Imam Syafii dalam qaul qadim, Ibnu Habib, Ibn Al Mawwaz dari Mazhab Maliki, Ibnu Quddamah, dan As Asyaukani.   

Dalam riwayat Abu Qatadah, ia berkata, "Mereka memberitahukan kepada Nabi SAW tentang sholat mereka yang terlewat lantaran ketiduran. Lalu beliau SAW bersabda: 

أمَا إنَّه ليس في النومِ تفريطٌ، إنَّما التفريطُ على مَن لم يُصلِّ الصَّلاةَ حتى يَجيءَ وقتُ الصَّلاةِ الأخرى

 'Tidak ada kelalaian dalam tidur. Kelalaian adalah orang yang tidak mengerjakan sholat sampai tiba waktu sholat selanjutnya.'"

Hadits tersebut menunjukkan, batas waktu sholat dimulai dari lima waktunya masing-masing sampai masuk waktu sholat berikutnya. 

Adapun pendapat terkuat kedua, menyatakan bahwa batas akhir sholat Isya adalah tengah malam dan tidak ada kategorisasi darurat atau normal. Ini pendapat Ibnu Hazm, salah satu riwayat Imam Syafii, juga salah satu ulama Mazhab Syafii yaitu Abu Said Isthukhurry. Ini merujuk surat Al Isra ayat 78:

Ini didasarkan pada hadits dari Abdullah bin Amr yang telah disampaikan di atas dan juga hadits riwayat Anas. Jadi, batas sholat Isya adalah tengah malam. Pendapat itu juga didasarkan pada firman Allah SW:  

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” 

Masih menurut pendapat tersebut, gelapnya malam ada di tengah malam ketika senja berakhir dengan sempurna dan semua bayangan menjadi sama.

 

Sumber: elbalad

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement