REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai pihak masih geram dengan penyambutan kebebasan Saipul Jamil yang terlalu dilebih-lebihkan. Terlebih jika melihat kasusnya, yakni kekerasan seksual terhadap anak, yang para korbannya saja mungkin masih merasa trauma.
Meskipun demikian, muncul juga beberapa pertanyaan dari orang sekitar Saipul Jamil. Hal ini terkait tempat mencari uang Saipul Jamil dengan menjadi public figure harus dihilangkan.
Mengingat ada beberapa mantan narapidana yang bisa berkarya lagi setelah bebas, kemunculan Saipul Jamil saat ini terlalu dekat waktunya, sementara luka masih basah. Kepada media yang ingin menulis atau menayangkannya, sebaiknya harus ingat dengan waktu yang tidak tepat ini.
“Tapi harus diingat, ini jaraknya masih dekat sekali, masih dekat dalam ingatan bahwa dia pelaku kejahatan seksual anak yang mengancam kehidupan anak-anak kita, masa depan bangsa, ini yang harus dipahami semua pihak, televisi maupun YouTube,” kata pelopor jurnalistik infotainment, Ilham Bintang, saat dihubungi republika.co.id, Senin (6/9).
Para mantan narapidana, baik Saipul Jamil maupun yang lainnya, tidak kehilangan hak untuk tampil di televisi. Pasalnya, tidak ada aturan bahwa mantan narapidana kehilangan haknya ketika bebas.
“Harus diingat common sense dari semua orang. Minggir dulu lah,” katanya lagi.
Seluruh pers baik televisi, radio, cetak, online, dibekali norma dan aturan hukum. Kasus Saipul Jamil masih tergolong 'segar' jaraknya, masih segar dalam ingatan.
Baca juga : Saipul Jamil Disambut, Psikolog: Di Mana Nurani Mereka?
“Sedangkan pedofil itu kejahatan kemanusiaan yang mengancam anak-anak dan tunas bangsa kita. Dikhawatirkan apa yang ditampilkan itu disalahtafsirkan bahwa ada legitimasi ‘oh pedofil itu tidak apa-apa kok’,” ujar mantan Pimred Tabloid Cek & Ricek selama 20 tahun itu.
Hal yang harus jadi perhatian semua pihak adalah jangan sampai ada kesan glorifikasi. Dalam hal ini, media diminta jangan terlalu mengejar rating dengan menampilkan hal yang tak pantas karena justru akan memalukan jika mendapat rating bagus karena memunculkan seorang pedofilia.
Dalam pengalamannya sebagai 'raja infotainment', Ilham Bintang sangat menjunjung tinggi kaidah jurnalistik. Saat dia memimpin Cek & Ricek dalam dua dekade, ada dua aturan yang menjadi pegangan tabloid tersebut.
Pertama, ia mengharamkan untuk menampilkan bentuk tubuh perempuan di cover tabloid. Karena sebagai wartawan, ia merasa harga dirinya terganggu jika tabloid laku karena menampilkan sensualitas. Cover tabloid Cek & Ricek bisa dipastikan selalu menampilkan close up.
Kedua, Cek & Ricek menjadi satu-satunya infotainment dan tabloid yang menolak menayangkan paranormal. Alasannya, karena paranormal tidak pernah bisa diricek atau dikonfirmasikan.
Baca juga : Menyoal Lampu Hijau KPI ke Stasiun TV Tayangkan Saipul Jamil
“Kalau ada paranormal meramalkan kematian, mau konfirmasi sama siapa? Sama Tuhan? Jadi kode etik itu tidak hanya bisa dilihat 1-2 pasal saja, tapi keseluruhan,” ungkapnya menceritakan kisahnya menjadi seseorang yang berkecimpungan di dunia infotainment sejak lama.