REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas menyerukan rakyat Palestina untuk melawan aksi penggerudukan Masjid Al-Aqsa oleh pemukim Israel. Hamas menekankan pentingnya menjaga situs suci ketiga umat Islam tersebut.
"Kami menyerukan kepada rakyat kami di mana pun untuk berkumpul dan meningkatkan kegiatan menolak serangan yang dijaga oleh tentara serta polisi pendudukan (Israel),” kata juru bicara Hamas Mohammed Hamada, dikutip laman Al Araby, Senin (6/9).
Umat Yahudi merayakan tahun baru keagamaannya pada Senin malam. Bulan ini, terdapat beberapa festival keagamaan Yahudi lainnya. Menyambut serangkaian momen tersebut, orang Yahudi di Israel telah didorong untuk menggeruduk Masjid Al-Aqsa.
Pekan lalu, kepala Masjid Al-Aqsa, Omar Al-Kiswani, mengungkapkan, 136 pemukim ekstremis Israel menyerbut kompleks masjid tersebut. Aksi itu pun mendapat pengawalan dari polisi Israel.
Departemen Wakaf Islam, organisasi yang mengelola Masjid Al-Aqsa telah berulang kali mengecam penyerbuan oleh para pemukim Yahudi ekstremis Israel. Namun aksi yang sudah berlangsung sejak 2003 itu tetap mendapat pengawalan polisi Israel.
Ketegangan yang terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa menjadi salah satu pemicu pecahnya pertempuran antara Hamas dan Israel pada 10-21 Mei lalu. Gempuran Israel selama 11 hari ke Gaza menyebabkan sedikitnya 270 warga di sana tewas. Sementara korban luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang. Sedangkan Israel melaporkan 12 korban jiwa akibat serangan Hamas.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al Aqsa berada, pasca Perang Arab-Israel 1967. Tel Aviv mencaplok wilayah yang didambakan menjadi ibu kota Palestina itu pada 1980. Langkah Israel menganeksasi Yerusalem Timur tak pernah diakui komunitas internasional.