Rabu 08 Sep 2021 20:52 WIB

Epidemiolog: Jangan Buru-Buru Sebut Covid Sumbar Melandai

Epidemiolog: Jangan Buru-Buru Simpulkan Covid di Sumbar Melandai.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada warga di Lapas Kelas IIA Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/7/2021). Kanwil Kemenkunham Sumbar bersama Dinas Kesehatan Padang dan salah satu provider seluler menggelar vaksin COVID-19 gratis untuk umum yang berhadiah paket internet khusus pelajar dan mahasiswa, sebagai upaya menarik minat vaksinasi di usia tersebut.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada warga di Lapas Kelas IIA Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/7/2021). Kanwil Kemenkunham Sumbar bersama Dinas Kesehatan Padang dan salah satu provider seluler menggelar vaksin COVID-19 gratis untuk umum yang berhadiah paket internet khusus pelajar dan mahasiswa, sebagai upaya menarik minat vaksinasi di usia tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, mengingatkan pemerintah dan masyarakat Sumatra Barat supaya jangan terbuai dengan grafik penurunan angka penambahan kasus positif covid harian di Sumbar. Menurut Defriman, bisa saja kini sedang terjadi fenomena gunung es yakni kelihatan sedikit di permukaan sementara kondisi sebenarnya masih ada banyak kasus dan penularan yang tidak terdeteksi.

"Saya berharap masyarakat dan pemerintah jangan buru-buru menyimpulkan kasus ini benar-benar melandai. Karena kita masih harus terus giat untuk melakukan deteksi," kata Defriman, kepada Republika, Rabu (8/9).

Baca Juga

Defriman menyebut penurunan kasus positif covid di Sumbar akhir-akhir ini bisa saja karena ada keterlambatan sistem pelaporan data covid harian. Karena sistem data tersebut harus memverifikasi data laboratorium dan data yang dilaporkan oleh Satgas setiap hari. Verifikasi ganda ini menurut Defriman dituntut harus masuk sebelum jam 12 siang. Bila sudah lewat dari jam 12, kasus yang terkonfirmasi hari itu akan dilaporkan di hari berikutnya.

"Ini yang kadang-kadang menjadi tidak real data dilaporkan saat itu. Alasan beragam, Dari tenaga nggak cukup, dan perlu waktu memverifikasi di kabupaten kota, dan waktu yang terbatas. Sedangkan kasus sangat banyak. Makanya data-data yang dilaporkan berbeda dari data ada yang di lab. Gap data menjadi perhatian kedepan," ujar Defriman.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar pekan lalu mengklaim penambahan kasus positif covid mulai menurun. Tiga pekan di awal Agustus 2021 lalu dalam satu hari penambahan positif covid di Sumbar menyentuh angka ribuan. Dalam empat pekan terakhir, penambahan kasus positif di Sumbar berkisar antara 100 sampai 200 kasus sehari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement