Rabu 15 Sep 2021 11:44 WIB

Jokowi Optimistis Kasus Covid-19 Terus Membaik

Indonesia saat ini tidak masuk ke dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Vaksinator menyuntikkan vaksin kepada warga saat vaksinasi COVID-19 di Karangasem, Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (14/9/2021). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku optimistis tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia akan terus terjadi.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Vaksinator menyuntikkan vaksin kepada warga saat vaksinasi COVID-19 di Karangasem, Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (14/9/2021). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku optimistis tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia akan terus terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku optimistis tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia akan terus terjadi. Meskipun begitu, ia meminta seluruh pihak agar tetap meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi peningkatan kasus kembali.

“Alhamdulillah kasus Covid-19 terus menunjukan tren penurunan, kita sangat optimis tetapi kita juga tetap harus selalu waspada,” ujar Jokowi saat memberikan sambutannya di UOB economic outlook 2022, Rabu (15/9).

Ia mengatakan, kesehatan merupakan prioritas utama pemerintah, sedangkan kegiatan ekonomi merupakan suatu keharusan. Karena itu, pemerintah terus mencari solusi terbaik dalam menangani pandemi Covid-19 dan sekaligus menjalankan kegiatan ekonominya.

Hal ini, kata dia, dapat dilakukan melalui kebijakan gas dan rem yang terus dijaga sesuai dengan situasi pandemi terkini. Jokowi menyebut, sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia saat ini tidak masuk ke dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia.

Bahkan, kasus harian pun terus tercatat mengalami penurunan sejak puncak lonjakan kasus kedua terjadi yaitu dari 56 ribu kasus pada puncak kasus di 15 Juli 2021, menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021.

“Persentase kasus harian kita sebesar 13,6 kasus harian per 1 juta, jauh di bawah negara-negara tetangga kita ASEAN. Tingkat keterisian rumah sakit juga turun, BOR nasional kita di angka 13,8 persen. Dan BOR Wisma Atlet yang dulu sempat 92 persen saat ini juga turun menjadi 7 persen,” lanjutnya.

Sedangkan per 12 September 2021, positivity rate harian nasional telah berada di angka 2,64 persen yang lebih baik dari dunia yakni di angka 8,34 persen. Untuk angka kesembuhan juga terus meningkat menjadi sebesar 94,03 persen di atas rata-rata dunia yang sebesar 89,59 persen.

Pada jumlah orang yang divaksin, Indonesia telah menyuntikkan vaksin kepada 72,76 juta orang atau 34,94 persen. Dan jika dilihat pada jumlah dosis yang sudah disuntikkan yakni sebanyak 42,2 persen.

"Kita akan terus meningkatkan vaksinasi, kecepatan vaksinasi. Tetapi kita harus selalu waspada, kita harus selalu disiplin terhadap protokol kesehatan, selalu memakai masker,” tegasnya.

Untuk membantu memulihkan dunia usaha, pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah insentif. Jokowi menyebut, pada 2020 Kementerian Keuangan telah mengalokasikan dana pemulihan ekonomi sebesar Rp 695,2 triliun dengan realisasi sebesar Rp 579,8 triliun.

Sedangkan pada 2021, alokasi dana pemulihan ekonomi yang disiapkan sebesar Rp 744,75 triliun dengan realisasi hingga Juli 2021 sebesar Rp 305,5 triliun. Menurutnya, dana tersebut dialokasikan secara berimbang untuk kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional.

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan, kebijakan PPKM level 1-4 yang ditetapkan dimaksudkan agar upaya gas dan rem sesuai dengan kondisi terkini di tiap daerah. Pemerintah pun telah melakukan sejumlah ujicoba pembukaan di sejumlah sektor dengan aturan protokol yang ketat.

“Artinya kesehatan adalah utama namun ekonomi juga sangat penting. Alhamdulillah, upaya pembukaan ekonomi secara hati-hati ini dipatuhi bersama masyarakat dan dunia usaha. Sehingga ekonomi mulai menggeliat kembali,” ujar Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement