REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Tim Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) akan tetap berada di Afghanistan sampai bandara Kabul beroperasi penuh untuk penerbangan internasional. Hal itu dikatakan seorang pejabat Taliban.

Mawlavi Abdul Hadi Hamadan, penjabat kepala Bandara Internasional Hamid Karzai, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa beberapa tim dari Qatar dan UEA sedang bekerja di bandara, tetapi masih ada kesulitan teknis yang harus diselesaikan sebelum penerbangan internasional beroperasi penuh.

“Penerbangan internasional sudah dimulai, di mana banyak penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan dari Qatar, UEA, Pakistan, dan Turkmenistan mendarat di sini, tetapi bandara itu belum beroperasi penuh,” tutur pejabat itu.

Sebelum angkat kaki dari negara itu, pasukan AS melakukan kerusakan parah pada bandara, pesawat, terminal, dan bangunan, ungkap Hamadan. Tim Qatar dan UEA sedang bekerja untuk menyelesaikan masalah teknis secepat mungkin, tetapi tidak ada jadwal untuk membuat bandara beroperasi penuh untuk penerbangan internasional saat ini, ujar dia.

Dia menyatakan, tim UEA telah memberitahu dia bahwa mereka telah menghabiskan 1 juta dolar AS untuk merenovasi salah satu terminal, dan “mereka tidak dapat memaafkan apa yang telah dilakukan pasukan AS terhadap bandara itu.” Ada banyak warga Afghanistan yang tinggal di luar negeri yang ingin kembali karena mereka menghadapi banyak kesulitan, sebut Hamadan.

Menanggapi pertanyaan, Hamadan mengatakan, pemerintahan sementara Taliban telah meminta semua mantan karyawan untuk kembali bekerja, tidak hanya di bandara tetapi juga di kementerian lain.

Ikuti Whatsapp Channel Republika